Setiap Senin dan Kamis merupakan momen di mana Allah subhanahu wata’ala mengampuni dosa hamba-hambaNya. Kecuali mereka yang saling marahan.
Kalau ditanya kenapa Islam melarang umatnya untuk saling marahan lebih dari tiga hari, karena hal itu akan menghambatnya mendapat ampunan dari Allah subhanahu wata’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa Allah membuka pintu surga pada setiap Senin dan Kamis. Dan pada dua hari itu, Allah mengampuni dosa hamba-hambaNya, kecuali yang menyekutukan Allah dan saling marahan.
“Pintu-pintu surga dibuka pada Senin dan Kamis. Maka, hamba-hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun akan diampuni dosa-dosanya. Kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan.
Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim)
Selisih antara Senin dan Kamis sekitar tiga hari. Jika dua orang muslim saling marahan pada hari Senin, maka batas akhir keduanya berdamai adalah pada Rabu malam, atau malam Kamis. Karena jika ia tidak mendapat ampunan Allah pada Senin, maka akan ia peroleh pada hari Kamisnya.
Begitu pun jika marahannya pada hari Kamis, maka batas akhir marahannya pada Ahad malam, atau malam Senin. Hal ini agar ia mendapatkan ampunan dosa dari Allah pada hari Seninnya.
Begitu pun dalam Bulan Sya’ban dan Ramadan, keduanya saling berkait dalam hal ampunan dosa dari Allah subhanahu wata’ala. Kemuliaan di dua bulan itu, menjadikan dosa-dosa hambaNya diampuni.
Pada Bulan Ramadan, Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka. Allah merantai setan-setan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika telah datang Bulan Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Karena itu, tutup peluang terhambatnya ampunan Allah pada momen-momen mulia itu. Dan masalahnya ada pada diri kita sendiri. Yaitu, egoisme untuk tidak saling memaafkan saudaranya.
Jika salah satu pihak memaafkan, maka yang lebih dahulu meminta maaf adalah yang paling mulia. Tapi jika satu pihaknya lagi tetap tidak mau memaafkan, ia sendiri yang akan tidak mendapatkan ampunan Allah.
Karena itu, mumpung masih ada kesempatan, segeralah menyadari diri bahwa egoisme individu itu menyusahkan diri sendiri. Segeralah untuk meminta maaf agar ampunan Allah bisa kita dapatkan. Jangan lebih dari tiga hari. [Mh]