SOAL gizi pada remaja yang paling sering terjadi adalah anemia. Anemia bisa dicegah dengan menerapkan pola makan sehat.
Demikian disampaikan dr. Masyithoh Wahyu Diani kepada siswa SMPN 1 Ngantru Tulungagung dalam acara Salimah Tulungagung Goes to School pada Sabtu (19/8/2023) pagi di Mushola Al Mubarokah SMPN 1 Ngantru.
Anemia adalah suatu kondisi tubuh di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal. Hb berfungsi mengikat dan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh, sehingga jika kadarnya kurang, jumlah oksigen yang dibawa sel darah merah ke seluruh tubuh juga tidak cukup.
Menurut dokter yang akrab dipanggil Itok, anemia pada remaja sering terjadi karena asupan zat besi yang rendah. Remaja putri lebih beresiko terkena anemia karena menstruasi dan meningkatnya kebutuhan zat besi selama growth spurt.
Anemia bisa dideteksi dengan gejala 5L, yaitu lemah, letih, lesu, lelah dan lalai. “Gejala lainnya adalah pucat pada kulit, bibir, gusi, mata, kulit kuku, dan telapak tangan. Orang anemia juga mengalami pusing, mata berkunang, konsentrasi menurun dan mudah mengantuk,” terang dokter yang bekerja di RSUD dr. Iskak Tulungagung.
Anemia berdampak jangka panjang, yaitu meningkatkan resiko kematian ibu, melahirkan bayi prematur, melahirkan bayi dengan badan lahir rendah, meningkatkan angka stunting, dan meningkatkan resiko kematian bayi.
Untuk mencegah anemia para remaja, kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya tahun 2020 ini, remaja perlu menerapkan pola makan sehat dengan berpedoman pada gizi seimbang.
“Gizi seimbang diperoleh dengan mengkonsumsi aneka ragam pangan, membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, dan memantau berat badan secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal,” ungkapnya.
Cara lainnya adalah dengan suplementasi zat besi dengan tablet tambah darah dan fortifikasi bahan makanan.
“Fortifikasi bahan makanan adalah menambahkan satu atau lebih zat gizi ke dalam pangan untuk meningkatkan nilai gizinya. Makanan yang sudah difortifikasi antara lain tepung terigu, beras, minyak goreng, mentega, dan beberapa snack,” terang dokter asal Surabaya ini.
Sementara itu, Ketua PD Salimah Kab. Tulungagung, Lilik Handayani dalam sambutannya mengatakan, acara ini sebagai pembekalan agar siswa menerapkan pola makan sehat sehingga tidak loyo dan ngantukan.
“Ciri-ciri anak sehat adalah berdiri 40 menit tanpa ada masalah. Karena itu anak-anak, perhatikan materinya baik-baik agar mendapatkan ilmu yang maksimal dan nanti disampaikan kepada teman-teman sekelas,” kata Lilik kepada 50 siswa dari perwakilan kelas yang hadir pagi itu.
Wakil Kepala Bidang Kehumasan SMPN 1 Ngantru, Yuli Suprihatin menyampaikan terima kasih kepada Salimah Tulungagung atas edukasi kesehatan terhadap siswanya. Yuli berpesan kepada anak didiknya untuk hidup sehat.
“Batasi makan mie instan dan kurangi minum minuman manis. Aplikasikan ilmu yang kamu dapat hari ini agar kamu tetap sehat,” pesan Yuli. [Mh/fat, Sallimah]