Osteoarthritis adalah penyakit yang menyerang sendi akibat kerusakan pada tulang rawan. Penyakit ini menyerang semua sendi, tetapi paling sering terjadi di sendi jari tangan, lutut, pinggul, dan tulang punggung dengan gejala awal terasa nyeri.
Osteoarthritis tidak bisa disembuhkan, namun ada sejumlah pengobatan yang dapat dilakukan untuk meringankan dan mencegah kondisi memburuk, serta membantu penderita agar dapat beraktivitas.
Demikian disampaikan dr. Nuraida Wisudani, Sp.PD, KGEH kepada peserta Sekolah Lansia Salimah (Salsa) Salimah Tulungagung pada Ahad (23/6/2024) di Sekretariat Salimah, Klinik Cordova Tulungagung.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam yang bekerja di RSUD Dr. Iskak Tulungagung ini, ada beberapa faktor resiko osteoarthritis. Faktor yang tidak bisa diubah adalah faktor usia, gender, dan genetik.
“Usia di atas 50 tahun berisiko terkena osteoarthitis. Wanita lebih banyak mengalami osteoarthritis dibandingkan pria. Penyakit osteoarthritis ini merupakan penyakit bawaan atau keturunan,” terang dokter kelahiran Madiun ini.
Faktor resiko lain yaitu cedera sendi, obesitas, dan overuse. Cedera sendi dan overuse biasa dikarenakan olahraga berlebihan sampai ekstrem yang mengangkat beban berat sehingga sendi terlalu terbebani. Obesitas karena terjadi penambahan berat badan yang mengakibatkan sendi lutut bekerja lebih keras.
“Gejala osteoarthritis ditandai dengan nyeri sendi saat aktivitas, kaku sendi terutama pagi hari, sendi berbunyi saat digerakkan, dan bengkak di sekitar sendi,” terang dokter yang mengambil spesialis penyakit dalam di FK Universitas Pajajaran ini.
Tindakan awal yang dapat dilakukan ketika nyeri sendi terasa adalah dengan melakukan REST, yaitu Rest, Compression, Ice, Elevation. Rest, dengan mengistirahatkan bagian tubuh yang sakit dan tidak boleh banyak bergerak selama 48 jam.
Ice, dengan mengompres menggunakan es guna mengurangi pembengkakan dan dilakukan selama 20 menit, 4 sampai 8 kali sehari.
Compression, dengan pemberian penekanan kepada bagian yang nyeri. Serta Elevation, dengan meninggikan atau menaikkan daerah badan yang nyeri.
“Pengobatan non farmakologi untuk osteoarthritis dengan melakukan olahraga atau latihan fisik, menurunkan berat badan, menggunakan alat bantu untuk menstabilkan tubuh, dan fisioterapi.”
Olahraga atau latihan fisik dapat dilakukan dengan stretching, senam, aerobic, jalan kaki, bersepeda, dan latihan ringan lainnya.
Hal penting lainnya adalah menurunkan berat badan, karena jika terjadi obesitas maka akan menambah beban sendi. Setiap 1 kg BB yang dimiliki akan menambah 4-5 kg beban dilutut. Jika bisa menurunkan BB 5% sampai 10%, maka nyeri akan berkurang 30% sampai 50%.
“Pengobatan lainnya dengan farmakoterapi menggunakan paracetamol, NSAID, dan steroid. Selain itu juga bisa dengan injeksi intraarticular dengan kortikosteroid, asam hyaluronat, dan PRP. Pengobatan pilihan terakhir yaitu dengan operasi yang dilakukan pada osteoarthritis kondisi berat,” kata dr. Nuraida.
Kelas Sekolah Lansia Salimah tahun ini adalah angkatan ketiga dengan peserta 40 orang. Sebelum kelas dimulai, peserta melakukan Senam Ayu Salimah (SAS) bersama peserta Salsa dari angkatan I dan II. [Mh/dyta/fat]