ChanelMuslim.com – Untuk apa engkau hidup? Becermin dari sosok teladan yang luar biasa. Siapakah beliau? Umar bin Khatab seorang Khalifah yang giat bekerja siang malam.
Tak pernah membuang waktunya hanya untuk hal yang sia-sia. Bahkan waktu rehat untuk dirinya tidak terlalu lama. Hanya secukupnya.
Oleh: Ustazah Rochma Yulika
Hingga keluarganya memberi teguran atas kerja kerasnya. Wahai Umar, Engkau tidak tidur?
Lantas teguran itu dijawab oleh Umar bin Khattab, “Jika aku tidur malam hari sia-sialah diriku dan jika aku tidur malam hari maka sia-sialah rakyatku.”
Perjuangan Umar bin Khattab patut kita contoh. Tak waktu percuma terbuang. Setiap detik beliau gunakan untuk kebaikan. Malam beliau isi waktu untuk ibadah dan taqarub ilallah.
Hal itu digunakan sebagai bekal untuk menjalankan amanah di keesokan harinya. Karena kekuatan ruhiyah adalah sumber energi utama untuk kita bergerak dan berjuang di jalan Allah.
Baca Juga: Serial Muslim Jepang #1, Islam Itu Menjadikan Hidup Lebih Mudah
Untuk Apa Engkau Hidup
Ketika matahari mulai terbit, beliau pun mulai menyingsingkan lengan baju untuk menjadi pelayan bagi rakyatnya.
Bekerja membangun bangsanya sehingga rakyat bisa mendapatkan kesejahteraan dalam hidupnya. Kita bahkan tahu beliau akan berjalan menuju ke pelosok untuk mencari siapa saja yang masih belum terpenuhi kebutuhannya. MasyaAllah.
Maka Umar bin Khattab telah menyatakan “perang” terhadap semua bentuk pengangguran, kemalasan, dan ketidakgiatan.
Bahkan Umar bin Khattab pernah menarik keluar para pemuda yang diam dalam masjid dan tidak melakukan apa-apa.
Umar memukuli mereka dan berkata, “Keluar kalian, cari rezeki! Langit tidak akan menurunkan emas dan perak.”
Kemalasan akan membawa pada kesengsaraan. Ketidakgiatan akan mengantarkan pada kehidupan yang suram.
Bisa saja Allah berikan banyak hal kepada manusia namun bentuk ikhtiar itulah sebuah jalan untuk mendatangkan pahala dan keselamatan kita di hari kemudian.
Bergegas
Bekerja keras
Itulah ciri manusia berkualitas
Maka Allah berfirman, “Bekerjalah kamu dan Allah akan melihat pekerjaanmu.”
Tugas kita memaksimalkan segala potensi yang ada untuk menjadi hamba yang senantiasa beribadah dengan khusyu, bekerja dengan keras dan melakukan hal yang terbaik dengan terus bergerak hingga tubuh melemah tak berdaya. Hingga akhirnya kita kembali pada Sang Pencipta.[ind]