• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Kamis, 1 Juni, 2023
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Kisah

Kisah Kasim Pembersih Wajan, Sang Pencari Lailatul Qadar

April 16, 2023
in Kisah
Kisah Kasim Pembersih Wajan, Sang Pencari Lailatul Qadar

foto: pixabay

68
SHARES
525
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram

SANG pencari Lailatul Qadar. Hidup sebatang kara selama sepuluh tahun terakhir, tak lantas membuat Kasim (57), tunawisma di salah satu sudut Kota Gorontalo, merasa kesepian dan putus asa menjalani hidup.

Bermodal sepeda tua, sebuntal pakaian serta pasir penggosok, ia berpindah-pindah tempat seantero kota, demi sekedar mencari tempat singgah untuk istirahat, menghilangkan kepenatannya seusai bekerja.

Dari rumah ke rumah, Kasim menawarkan jasanya untuk membersihkan wajan atau alat dapur lainnya dengan upah seribu hingga lima ribu rupiah.

Tak jarang ibu rumah tangga, hatinya tersentuh dan memberi upah yang lebih besar.

Kasim memang tak pernah menetapkan upah yang harus dibayar, setelah wajan-wajan mereka bersih dari kerak arang berkat “khasiat” pasir gosoknya.

Sisa-sisa arang yang menyelinap di kuku jarinya, cukup untuk menjadi bukti bahwa pria paruh baya tersebut ikhlas menjalani pekerjaan yang unik itu.

Baca Juga: 5 Ciri Malam Lailatul Qadar

Kisah Kasim Pembersih Wajan, Sang Pencari Lailatul Qadar

Kasim memang pantang menjadi seorang peminta-minta dari rumah ke rumah.

“Allah tidak pernah buta, Dia selalu memberi pertolongan sehingga saya bisa bertahan hidup seperti saat ini,” ujarnya, ketika ditemui di pinggiran kota Gorontalo.

Kepergian istri dan anak ke hadirat Allah Subhanahu wa taala sepuluh tahun silam, membuatnya tersadar bahwa ia harus segera membenahi hidupnya.

Sebelumnya Kasim dihabiskan hari-harinya dengan mencuri dan berjudi.

“Mungkin anak dan istri saya sengaja diambil Tuhan, sebagai peringatan untuk segera bertobat dan meninggalkan dua perbuatan haram itu,” katanya.

Saat itulah titik balik kehidupan Kasim berubah. Ia kembali ke jalan-Nya dan berniat membersihkan dosa-dosa hingga hidup selesai dijalaninya.

Perasaan menyesal dan bersalah, membuatnya semakin “melek” agama. Ia mengawali dengan belajar mengaji pada seorang ustad, dan kemudian berkelana dari masjid ke masjid.

Baca Juga: Kapan Datangnya Lailatul Qadar?

Bulan Ramadan seperti saat ini, merupakan saat yang paling ditunggu-tunggu. Ia selalu menyambutnya dengan suka cita.

“Saya ingin mendapatkan malam seribu bulan. Saya ingin mengejar pengampunan di bulan Ramadan,” ujarnya.

Ia selalu teringat kata-kata guru mengajinya, yang mengutip hadis yang dirawikan Bukhori dan Muslim,

“Barang siapa mengerjakan ibadah di malam Lailatul Qadar karena imannya kepada Allah dan karena mengharapkan keridhaan-Nya, niscaya diampunilah dosanya yang telah lalu.”

Sepuluh Malam Terakhir

Al-Qur’an memang menyebutkan Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik baik dari seribu bulan.

Umat Muslim percaya pada malam itu pintu-pintu langit dibuka, doa-doa bakal dikabulkan dan segala takdir yang terjadi pada tahun itu ditentukan.

Karena itu, Kasim terus mencari-cari malam Lailatul Qadar, terutama di malam-malam ganjil, pada 10 hari terakhir bulan Ramadan.

Dalam tiga tahun belakangan ini, Kasim mengaku tak pernah melewatkan 10 malam terakhir itu, demi memohon dihapuskan dosa dan dikabulkannya doa.

Akhir Ramadan tahun ini pun ia telah bersiap-siap menghabiskan waktunya di 10 malam terakhir dengan beritikaf, atau berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa taala dan menjauhkan diri dari maksiat.

Pekerjaan membersihkan wajan, yang terkadang harus dilakoninya hingga malam hari, sengaja diabaikan pada 10 malam terakhir yang telah dinantikannya.

“Saya berusaha agar sepuluh malam terakhir Ramadhan tak terlewatkan, sebab tidak seorangpun tahu kapan datangnya Lailatul Qadar diantara malam-malam tersebut,” ujarnya dengan pandangan menerawang.

Ia mengaku telah mempelajari cara mencari Lailatul Qadar dari berbagai buku yang ia baca saat singgah di beberapa masjid serta penjelasan sejumlah ustadz yang pernah ia temui di sepanjang perjalanannya.

Ia pun tak pernah bisa memastikan, apakah ia telah mendapatkan Lailatul Qadar itu, namun yang pasti ia merasa hidupnya jauh lebih tenang, karena telah bertaubat.

Kasim mengejar Lailatul Qadar dengan melakukan shalat tarawih, tahajud, beristighfar, berdzikir, membaca Al Quran, serta bersedekah.

Kendatipun penghasilannya dari membersihkan kerak wajan hanya beroleh rupiah yang tak seberapa, namun ia masih menyisihkan sebagian rezekinya untuk kaum fakir, seperti dirinya.

“Terima kasih pak, semoga mendapat rezeki yang lebih besar lagi,” ucap seorang pengemis sambil berlalu setelah mendapatkan uang logam 500 rupiah dari Kasim.

Rezeki, kata Kasim, tak hanya sekedar berbentuk rupiah, karena itu tak pernah mendatangkan kepuasan bagi manusia.

Baginya, rezeki terbesar dalam hidupnya adalah perasaan bersyukur kepada-Nya, sehingga berapapun upah yang diperoleh, Kasim tak pernah protes, marah, menyesal ataupun merasa rugi.

Makna berbagi dengan sesama pun bagi Kasim tak hanya sebatas saling memberi, namun juga saling mendoakan untuk kebaikan hidup di dunia dan akhirat.[ind/antara]

Sumber: https://t.me/semangatsubuh

 

Tags: Kisah Kasim Pembersih WajanSang Pencari Lailatul Qadar
Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC
Previous Post

Ramadan Runway 2023, Nina Nugroho Hadirkan Koleksi Raya Monomega

Next Post

Doa untuk Para Muzakki, Orang yang Menunaikan Zakat

Next Post
Doa di akhir majelis

Doa untuk Para Muzakki, Orang yang Menunaikan Zakat

Hukum Puasa Ketika Mudik

Hukum Puasa Ketika Mudik

Istighfar sebagai Penghalang Segala Penderitaan

Istighfar sebagai Penghalang Segala Penderitaan

TERPOPULER

  • shakila premium

    Kenalan sama Bahan Shakila Premium yang Lagi Naik Daun Yuk!

    33242 shares
    Share 13297 Tweet 8311
  • Hukum Membakar Pakaian Bekas

    4874 shares
    Share 1950 Tweet 1219
  • Pengertian Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil, dan Mad Jaiz Munfasil

    1616 shares
    Share 646 Tweet 404
  • Mandi Junub Menggunakan Shower

    2133 shares
    Share 853 Tweet 533
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    1861 shares
    Share 744 Tweet 465
  • 33 Pertanyaan yang Harus Ditanyakan Setiap Gadis Saat Taaruf

    8982 shares
    Share 3593 Tweet 2246
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    2391 shares
    Share 956 Tweet 598
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    2446 shares
    Share 978 Tweet 612
  • Cara Beristighfar untuk Orangtua yang Sudah Meninggal

    2477 shares
    Share 991 Tweet 619
  • Ucapkan Barakallah sebagai Pengganti Selamat

    6945 shares
    Share 2778 Tweet 1736
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga