ChanelMuslim.com – Kisah Abu Hurairah, sahabat pecinta kucing dengan periwayatan hadist terbanyak. Nama lengkapnya Abdurahman bin Shakr. Pada masa-masa jahiliyah, ia bernama Abd Syams, dan akrab disapa dengan nama Abu Hurairah.
Hal ini karena ada seekor kucing yang selalu menyertainya dan ia juga merawat kucing tersebut. Memberinya makan serta memandikannya.
Ia dilahirkan tahun 21 sebelum hijrah. Sedari kecil, ia telah menjadi yatim. Lalu ia bekerja di Basrah dan menikah.
Abu Hurairah berasal dari kabilah Dus, yang ada di Yaman. Ia masuk Islam pada tahun ketujuh hijrah.
Setelah memeluk Islam, Abu Hurairah selalu menyertai Nabi ke mana pun, dan ia termasuk salah satu di antara Ahl Ash-Shuffah.
Ahl Ash-Shuffah merupakan orang-orang fakir miskin yang ada di Madina dari kalangan Muhajirin, menurut catatan sejarah, jumlah mereka sekitar 400 orang dan banyak di antaranya tidak memiliki keluarga dan harta.
Lalu dibangunlah tempat tinggal untuk mereka di dekat beranda masjid. Sejak saat itu, mereka dipanggil Ahl Ash-Shuffah (orang-orang yang tinggal di pelataran masjid Nabawi).
Baca Juga: Ketika Abu Hurairah Dihina
Abu Hurairah, Sahabat Pecinta Kucing dengan Periwayatan Hadist Terbanyak
Abu Hurairah mempergunakan sepertiga malamnya untuk ibadah, sepertiganya untuk istrinya dan sepertiganya lagi untuk putrinya. Pada setiap malam, ia selalu menghiasi dinding-dinding rumahnya dengan zikir kepada Allah.
Pernah suatu hari, ia mengadukan keadaan ibunya kepada Rasulullah. Ia memohon agar ibunya didoakan Rasulullah agar bersedia memeluk Islam, Rasulullah pun mendoakan dan akhirnya ibunya masuk Islam.
Pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab, Abu Hurairah ditugasi untuk menjadi gubernur di wilayah Bahrain. Setelah sekian lama menjabat, Umar mengamati bahwa Abu Hurairah hanya sibuk beribadah.
Lalu Umar mencopot jabatannya. Kemudian, selang beberapa waktu, Umar bermaksud mengangkat Abu Hurairah menjadi gubernur kembali, namun Abu Hurairah menolaknya.
Marwan bin Hakam pernah menguji tingkat hafalan Abu Hurairah terhadap hadist Nabi. Karena pada masa itu, banyak sekali bermunculan hadis palsu yang mengatasnamakan kepada Abu Hurairah.
Marwan memanggil Abu Hurairah, lalu ia meminta menyebut beberapa hadis dan kemudian sekretaris Marwan mencatatnya.
Dan setahun kemudian Marwan kembali memanggil Abu Hurairah lalu dimintanya untuk menyebut hadis setahun lalu.
Hasilnya, ia tetap mengingat apa yang ia pernah sebutkan setahun sebelumnya tanpa tertinggal satu huruf pun.
Abu Hurairah merupakan sahabat Nabi yang paling banyak meriwayatkan hadist. Al-Bukhari berkata:
”Tercatat ada lebih dari 800 perawi hadist dari kalangan tabiin yang meriwayatkan hadist dari Abu Hurairah, di antaranya adalah Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Anas bin Malik dan lainnya.”
Abu Hurairah wafat pada 59 H. Pada waktu sakit, ia pernah berdoa, “Ya Allah, aku cinta bersua dengan-Mu. Maka cintailah persuaanku dengan-Mu.”
Abu Hurairah wafat di Madinah dan dimakamkan di Baqi.[ind/Amanji]
Sumber: buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, karya Muhammad Sa’id Mursi