ChanelMuslim.com – Nama Abu Darda yang ternyata adalah seorang pengajar Al-Qur’an dan Hakim Besar di kota Damaskus sudah tidak asing di telinga umat Islam. Sahabat Muslim bisa mengambil inspirasi tentang betapa bijaknya beliau dan semangatnya dalam menuntut ilmu.
Baca Juga: Abu Darda Memposisikan Ilmu Sangat Tinggi
Seorang Pengajar Al-Qur’an dan Hakim Besar, inilah Abu Darda
Dikutip channel telegram Generasi Shalahuddin, beliau berasal dari kalangan Anshar, tepatnya Suku Khazraj. Masuk Islam di hari-hari menuju Perang Badar dan menjadi pejuang hebat yang membela Rasulullah di Pertempuran Uhud.
Abu Darda memiliki keistimewaan yang sangat banyak. Sebelum masuk Islam, beliau adalah seorang pebisnis, hingga setelah memeluk Islam beliau memilih untuk fokus belajar agama dan ibadah.
Pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab, beliau ditunjuk sebagai duta dakwah yang mengajarkan Al Qur’an di wilayah Syam.
Pada masa kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan, Abu Darda dipercaya menjadi hakim besar Kota Damaskus.
Dalam Kitab Al Ishabah fi Tamyiz Ash Shahâbah dikatakan, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda khusus tentang Abu Darda.
“Dia adalah orang bijaksana di tengah umatku.”
Dikutip dari ChanelMuslim.com, kebijaksanaan Abu Darda terlihat saat pasukan Islam berjihad dari satu tempat ke tempat berikutnya dan kemenangan demi kemenangan diraih di Madinah.
Saat itu, Abu Darda berbicara kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya.
“Maukah kalian aku beritahu perbuatan yang paling baik bagi kalian; paling baik di sisi Allah; paling meninggikan derajat kalian; lebih baik daripada memerangi musuh, saat kalian saling menebas batang leher kalian; dan lebih baik dari uang perak dan emas?”
Orang-orang itu pun sama-sama mendongakkan kepala dan bertanya, “Apakah itu, wahai Abu Darda?”
Abu Darda’ memulai pembicaraannya dengan wajah berseri-seri memancarkan cahaya iman dan hikmah.
“Zikir kepada Allah, karena sesungguhnya, zikir kepada Allah-lah yang paling besar.”
Orang bijak penuh karisma ini tidak bermaksud menganjurkan orang lain menganut filsafat memencilkan diri, atau menyuruh orang lain berbuat yang negatif.
Abu Darda adalah tipe orang yang setiap kali merenung, menyelami samudra hikmah, mencari hakikat dan keyakinan, ia mendapati dirinya dalam wujud yang padu dan selalu hidup.
Beliau orang bijak pada masanya yang sangat rindu menemukan hakikat. Keimanannya kepada Allah dan Rasulnya sudah tidak bisa ditawar-tawar.
Abu Darda sangat yakin bahwa keimanan ini dengan segala kewajiban dan pemahaman adalah satu-satunya jalan menuju hakikat.
Sahabat Muslim, semoga kita bisa mengambil inspirasi dari Abu Darda dengan menjadi pribadi yang bijaksana. [Cms]