KEYAKINAN yang menjadi perisai Imam Hasan Al-Basri. Ustaz Lutfi Firdaus, Lc, MA menuliskan bahwa Imam Syafi’i bercerita dulu ada sahabat Imam Hasan Al-Basri bertanya, “Wahai imam, kenapa senantiasa kami melihat engkau selalu taat kepada Allah?”
Jawaban beliau, “Karena aku punya 4 keyakinan yang menjadi perisai hidupku:
Baca Juga: Kisah Kelahiran Hasan Al-Basri yang Tumbuh di Lingkungan Para Istri Nabi
4 Keyakinan yang Menjadi Perisai Imam Hasan Al-Basri
1. Aku yakin dan aku tahu kalau rezekiku tidak akan diambil oleh orang lain, aku tidak khawatir tentang masa depan.
Allah Ta’ala berfirman:
نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
“Kamilah yang membagi-bagikan penghidupan di antara mereka dalam kehidupan di dunia ini.” (QS. Az-Zukhruf:32)
Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa pembagian rezeki itu adalah dari sisi Allah Taala. Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Karena rezeki adalah ketetapan Allah, cara apapun yang dipakai akan tetap mendapatkan rezeki yang sama, baik melalui cara halal ataupun haram, tidak akan mengubah ketetapan Allah.
Allah Taala berfirman:
أَتَىٰ أَمْرُ اللَّهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوهُ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Telah pasti datangnya ketetapan Allah maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. An-Nahl:1)
Manusia tidak perlu risau terlalu khawatir memikirkan masa depan rezeki istri dan anaknya karena Allah sudah menjamin rezeki mereka di masa depan.
2. Karena aku yakin dan aku tahu bahwa amalku adalah amal yang aku kerjakan bukan yang dikerjakan orang lain, untuk itulah aku sibuk melakukan amal sholeh.
Dalam beramal tidak perlu pedulikan penilaian orang lain tentang amal kita. Nanti di hari akhir, setiap manusia menghadap Allah sendirian, tidak ada orang lain yang mendampingi, hanya amal kita yang akan membantu.
Orang tidak akan mendapatkan pahalanya kecuali dengan yang dilakukannya sendiri.
3. Karena aku yakin dan aku tahu bahwa Allah Maha Melihat aku, maka aku malu jika Allah melihatku saat aku melakukan kemaksiatan.
Saat di kantor, kita yakin bahwa atasan selalu mengawasi pekerjaan kita, maka kita akan bekerja dengan giat karena takut dipecat jika malas bekerja. Walaupun atasan tidak hadir di depan kita, kita yakin bahwa atasan kita selalu memantau pekerjaan kita.
Keyakinan bahwa kita selalu dilihat Allah sangat penting, jika kita tidak bisa melihat Allah, yakinlah bahwa Allah selalu melihat kita.
4. Karena aku yakin dan aku tahu bahwa kematian itu pasti akan datang kepadaku, maka aku sibuk mempersiapkan kematian tersebut.
Kebahagiaan dan kesengsaraan yang sejati itu di akhirat. Orang yang cerdas adalah orang yang menyiapkan hari akhirnya. Jangan menjadi orang bodoh yang menukar kebahagiaan abadi di akhirat dengan melakukan kemaksiatan di dunia. Setiap orang pasti akan mati.
Allah Taala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan” (QS. Al-Ankabut:57)
[Ind/Cms]