Chanelmuslim.com – Banyak hadits yang menjelaskan orang-orang yang datang ke telaga Rasulullah saw. dan yang dilarang minum dari telaga itu.
Berikut ini di antara hadis Rasulullah saw. yang disampaikan oleh Ibnu al-Atsir dalam Jami’ al-Ushul.
Baca Juga: Telaga Saat, Destinasi Wisata Tersembunyi di Puncak Bogor
Mereka yang Diizinkan dan Dilarang ke Telaga Rasulullah
1. Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Aku mendahului kalian ke telaga itu. Beberapa orang dari kalian akan memohon kepadaku. Ketika aku turun untuk mengambil mereka, mereka ditarik dariku dengan cepat. Aku berkata, ‘Ya Tuhan, (mereka) sahabatku.’ Dijawab, ‘Engkau tidak tahu apa yang mereka perbuat sepeninggalmu.”
2. Keduanya juga meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Beberapa orang di antara sahabatku akan diusir dari telaga. Ketika aku melihat mereka dan mereka naik menghampiriku, mereka ditarik dariku dengan cepat. Aku berkata, ‘Ya Tuhan, (mereka) sahabatku, sahabatku!’ Kepadaku dikatakan, ‘Kamu tidak apa yang mereka perbuat sepeninggalmu.”
Dalam suatu riwayat, “Ada orang-orang di antara umatku yang akan diusir…” dan di akhirnya, “Aku berkata, ‘Enyahlah orang-orang yang berubah sepeninggalku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Ketika aku berdiri di telaga, aku melihat sekelompok orang. Ketika aku mengenali mereka, keluarlah seseorang memisahkan aku dan mereka. Orang itu berkata, “Ayo!”
“Aku bertanya, ‘Kemana?’ Ia menjawab, ‘Demi Allah, ke neraka!’ Aku bertanya, “Ada apa dengan mereka?’ Ia berkata, ‘Mereka telah mundur kembali ke belakang.’
“Aku kemudian melihat kelompok lain. Ketika aku mengenali mereka, keluarlah seseorang yang menghalangi aku dan mereka. Ia berkata kepada mereka, ‘Ayo!’ Aku bertanya, ‘Kemana?’ Ia menjawab, ‘Demi Allah, ke neraka.’
“Aku bertanya, ‘Apa kesalahan mereka?’ Ia menjawab, ‘Mereka telah mundur kembali ke belakang.’ Aku tidak melihat yang selamat di antara mereka kecuali seperti unta yang tersesat.”
Dalam at-Tadzkirah, al-Qurthubi menyampaikan beberapa hadis yang telah disebutkan di atas, kemudian mengatakan,
“Para ulama kita, semoga rahmat Allah selalu tercurah atas mereka semua, menegaskan bahwa setiap orang yang murtad dari agama Allah atau berbuat sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah, dan Allah tidak mengizinkannya, termasuk orang-orang yang ditolak adalah orang yang menyalahijamaah muslimin dan berpisah dari jalan mereka, seperti Khawarij, Rafidhah, dan Mu’tazilah.
“Mereka ini semua adalah orang-orang yang mengganti kebenaran dengan kepalsuan. Begitu pula orang-orang zhalim yang berbuat aniaya, menutupi kebenaran, membunuh dan menghinakan keluarga, serta orang-orang dosa besar dan menganggap remeh maksiat, dan orang-orang yang mengikuti kesesatan, hawa nafsu, dan bid’ah.
“Terkadang pengusiran itu hanya sementara. Mereka dapat mendekat setelah mendapat pengampunanapabila penyimpangan itu dalam hal perbuatan, bukan akidah. Mereka ini dapat dikenali dengan cahaya wudhu, tetapi mereka diusir.
“Bila mereka itu orang-orang munafik yang pada masa Rasulullah saw. menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran, tabir mereka dibuka dan kepada mereka dikatakan, ‘Enyahlah, enyahlah!’ Tidak ada yang kekal di neraka kecuali orang kafir yang sesat, yang hatinya tidak ada iman walaupun seberat biji sawi.” (mh/ensiklopedia kiamat/foto: )