MATI sughra dan mati kubra. Ketika kita bangun dari tidur, kita memuji Allah yang telah menghidupkan kembali dari kematian.
Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan. (HR. Bukhari).
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesehatan pada jasadku dan telah mengembalikan ruhku serta mengizinkanku untuk berdzikir kepada-Nya. (HR. Tirmidzi).
Doa tersebut menjelaskan bahwa tidur adalah kematian, diangkatnya ruh kemudian dikembalikan.
Itulah mati sughra, kematian kecil.
Bisa dikatakan sebagian ruh akal dan perasaannya yang keluar.
Sementara tanda-tanda fisiknya seperti denyut nadi, gerak jantung dan napasnya masih nampak.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Qur’an mengungkapkan dengan kata yatawaffa, mewafatkan, memegang ruh.
اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَاۚ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْاُخْرٰىٓ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ ٤٢
Allah menggenggam nyawa (manusia) pada saat kematiannya dan yang belum mati ketika dia tidur. Dia menahan nyawa yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti (kekuasaan) Allah bagi kaum yang berpikir. (Az-Zumar:42).
وَهُوَ الَّذِيْ يَتَوَفّٰىكُمْ بِالَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيْهِ لِيُقْضٰٓى اَجَلٌ مُّسَمًّىۚ ثُمَّ اِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَࣖ ٦٠وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهٖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةًۗ حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُوْنَ ٦١
Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian, Dia membangunkan kamu padanya (siang hari) untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Dialah Penguasa mutlak di atas semua hamba-Nya, dan Dia mengutus kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya. (Al-An’am:60-61).
Baca juga: Perang Pemikiran, Upaya Memadamkan Cahaya Islam
Mati Sughra Mati Kubra
Maknanya, bahwa ruh orang-orang yang mati dicabut bila mereka mati, begitu pula ruh orang-orang yang hidup dicabut bila mereka tidur.
Hanya ruh orang mati tetap ditahan sementara ruh orang tidur dikembalikan sampai tiba ajalnya yakni kematian kubra (kematian besar).
Ibnu Abbas mengatakan bahwa Allah menahan jiwa orang yang telah mati dan melepaskan jiwa orang yang hidup, dan tidak pernah terjadi kekeliruan dalam hal ini.
Menurutnya, bila dalam mimpi bertemu dengan orang-orang yang sudah meninggal dunia itu adalah pertemuan nyata di alam ruh.
Penting untuk diperhatikan, banyak terjadi, seseorang tidur namun tidak bangun kembali.
Ajalnya tiba saat ia tidur, kematian kecilnya mengantarkan kematian besarnya.
Kita tidak tahu, apakah ketika kita tidur adalah tidur yang terakhir?
Imam Al-Ghazali berpesan, sebelum tidur hendaklah membiasakan untuk mengingat dosa agar segera bertaubat, beristighfar dan mohon maaf kepada kerabat dan teman.
Berwasiat kepada mereka, jika saja tidur ini adalah yang terakhir baginya.
Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu. (HR. Bukhari).
Sumber: Kultum 100 Judul – Ust. Lathief Abdallah
[Sdz]