ChanelMuslim.com – Kata ‘ghosting’ akhir-akhir ini mencuat terkait kasus percintaan salah seorang figur publik. Namun, tahukah Sahabat Muslim arti kata ‘ghosting’?
Secara harfiah, kata ‘ghosting’ berasal dari kata ‘ghost’ yang berarti ‘hantu’. Dalam konteks hubungan percintaan, seringkali makna ‘ghosting’ diartikan sebagai seseorang yang memutuskan hubungan tanpa komunikasi dan penjelasan apapun.
Dari survei yang dilakukan oleh situs Elle Amerika Serikat ditemukan bahwa 26 persen wanita dan 33 persen pria pernah melakukan ghosting dan di-ghosting. Sementara 24 persen wanita dan 17 persen pria mengaku pelaku ghosting tetapi tidak pernah di-ghosting.
Dikutip dari detik.com, Selasa (9/3/2021), merujuk hasil survei tersebut, pelaku ghosting tidak dapat dikategorikan sebagai orang jahat yang tidak menghargai perasaan orang lain. Ada banyak alasan psikologis mengapa seseorang melakukan ghosting, tetapi pada intinya, ghosting adalah aksi menghindar seseorang yang sering kali disebabkan dari ketakutan akan konflik. Kesimpulannya, ghosting itu menghindari konfrontasi, menghindari percakapan yang sulit, dan menghindari menyakiti perasaan seseorang.
Studi ilmiah menunjukkan bahwa ghosting adalah cara terburuk untuk mengakhiri suatu hubungan. Karena dapat menyebabkan konfrontasi yang lebih besar di kemudian hari. Fenomena ini telah terjadi selama dekade terakhir dan kasus yang paling banyak dari aplikasi kencan online.
Menurut sebuah studi tentang strategi mengakhiri hubungan pada tahun 1970-an, dengan menghindar, kemungkinan akan memicu lebih banyak kemarahan dan rasa sakit bagi penerimanya. Bagi seseorang yang memilih untuk menghindari konflik di tempat pertama, pertikaian adalah hasil terburuk yang bisa memicu perpisahan bagi keduanya. Studi ini menjelaskan rasa bersalah yang dirasakan pelaku ghosting karena dia mengambil jalan pengecut untuk keluar dari suatu hubungan.
Menghindari konflik dapat memperkuat kecemasan. Takut mengecewakan seseorang terlihat seperti “orang jahat” atau menghadapi kemarahan langsung seseorang dapat menyebabkan kecemasan. Semakin kamu menghindari konflik, semakin banyak kecemasan yang muncul seiring waktu.
Faktanya seiring menjadi pelaku ghosting untuk menghindari konflik hubungan kemungkinan besar merupakan masalah yang mungkin telah diselesaikan melalui komunikasi terbuka.
Psikolog Kasandra Putranto menjelaskan, ghosting adalah istilah awam yang diberikan kepada perilaku menghilang yang dianggap seperti hantu tidak terlihat, tidak memberikan respon dan tidak diketahui di mana. Atau bisa dikatakan ghosting menghilang begitu saja tanpa memberikan kejelasan.
Menurutnya, ada berbagai macam penyebab orang melakukan ghosting. Salah satunya rasa tidak nyaman kepada kondisi yang sedang dialami.
“Semua tergantung dengan situasi dan kondisi yang sedang dialami seseorang. Bisa dalam konteks seorang berutang lalu kemudian menghilang karena ditagih utang. Atau bisa juga karena adanya tuntutan pekerjaan lalu kemudian tidak merasa nyaman dengan tuntutan tersebut sehingga juga menghilang akhir-akhir ini perilaku khusus,” kata Kasandra dikutip dari merdeka.com, Senin (8/3).
Bagaimanapun juga, ghosting dalam Islam, merupakan suatu tindakan lari dari tanggung jawab, apapun kondisinya. Islam, sebagaimana Rasulullah saw mengajarkan umatnya untuk berani dan bersikap ksatria terhadap masalah apapun. Rasulullah saw mengajarkan untuk bersabar dan mendirikan shalat jika menghadapi suatu masalah karena insyaAllah setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Jadi, jangan sampai Sahabat Muslim melakukan ghosting ya.[ind]