PELAKSANAAN haji tahun ini dibuka dengan banyak keterbatasan. Bagi jemaah haji yang baru melaksanakan haji, berikut catatan perjalanan haji yang perlu diketahui.
Isti Prihandini (jemaah haji reguler Indonesia tahun 1438 H) membagikan pengalamannya kepada ChanelMuslim.com.
Baca Juga: Mengenal Tasrih dalam Ibadah Haji
13 Catatan Perjalanan Haji yang Penting Diketahui Jemaah
Ia menuliskan 13 poin penting selama ia dan suami melaksanakan haji beberapa tahun lalu. Berikut catatannya.
1. Walau jamaah haji di Saudi selama sekitar 41 hari, namun yang disebut Haji adalah selama 5-6 hari dari tanggal 8 sampai 12-13 Dzulhijjah, ditambah umroh wajib masuk Mekkah dan tawaf wada (perpisahan) sebelum pulang.
Segala kegiatan lain jangan sampai membuat ibadah haji ini tidak optimal.
2. Jika ingin sholat Jumat di Masjidil Haram harus memasuki area masjid paling lambat 3 jam sebelum adzan. sementara untuk sholat fardhu lain amannya sampai setidaknya 1 jam sebelum azan.
Untuk waktu keberangkatan dari hotel disesuaikan dengan lokasi.
Ini karena akses masuk masjid diblokir saat dekat masuk sholat. Petugas keamanan di musim haji banyak merupakan tentara dari pelosok Arab Saudi, yang tidak bisa sama sekali Bahasa Inggris apalagi Indonesia.
3. Menghemat energi bagi yang mendapat penginapan di Madinah jauh dari Nabawi atau di Mekkah jauh dari Masjidil Haram, bisa disiasati dengan datang hanya dua kali sehari:
untuk subuh (berangkat paling lambat sejam sebelum azan) dan untuk sholat Zuhur sampai Isya. Pengalaman kami, biasanya makan siang sudah siap pukul 10, jadi masih bisa berangkat Zuhur.
4. Di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi seringkali jamaah haji langsung duduk atau sholat begitu masuk walau ada tempat kosong di depan.
Jadi, jangan gentar jika di sewaktu masuk masjid terlihat penuh, kemungkinan masih ada tempat lengang di tengah (di Nabawi biasanya bagian di sisi kiri mihrab agak longgar).
5. Di Mekkah, coba pahami posisi hotel, komplek masjidil Haram, dan Jamarat.
Jika jarak hotel dengan jamarat dekat, maka di siang hari 11,12,13 Zulhijah di luar saat melempar jumroh bisa memanfaatkan hotel untuk istirahat (malam harinya tetap harus di Mina).
6. Pergi haji bisa jadi kesempatan belajar tidak tergantung nasi dan makanan Indonesia.
Di Madinah dan Mekah, tersedia berbagai jenis makanan khas Timur Tengah, Asia Selatan (India dan Pakistan), Turki dan Asia Tengah yang per porsinya kadang lebih murah dari “makanan Indonesia” yang dijual.
7. Di masjid Nabawi, banyak WC tersedia di keempat sisi masjid (1-2 lantai di bawah tanah), jarak dari tengah masjid ke WC tak terlalu jauh.
Namun di Masjidil Haram WC hanya ada di 3 lokasi: dekat Bukit Marwa, sekitar pelataran antara King Fahd Ekspansion dan Zam-zam Tower, serta di luar bagian baru King Abdullah Ekspansion.
Semuanya di luar masjid dan cukup jauh dari pelataran Ka’bah.
Mengingat pintu-pintu masuk Masjidil Haram biasa ditutup 1 jam sebelum azan, diperlukan pengaturan cermat jadwal buang air jika ingin berlama-lama di Masjidil Haram.
8. Di Mekkah ada banyak toko sembako, bahkan ada yang bertuliskan “toko Indonesia” di depannya. Namun harganya sering “mencekik” jamaah Indonesia.
Lebih baik belanja kebutuhan sehari-hari dengan harga jelas di Supermarket, seperti di Bin Dawood yang ada di dekat Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
9. Sejak berniat ihram sampai tahalul awal, harus menjaga diri untuk tidak bertengkar berkata kotor, membunuh hewan dan merusak tanaman. Tambahan untuk jamaah pria, perlu dijaga agar tidak menutupi kepala.
10. Selain rukun dan wajib haji, ada sunnah haji yang dicontohkan Rasulullah.
Di antaranya:
– Pada tanggal 8 Zulhijah (hari tarwiyah) setelah matahari terbit berangkat ke Mina, menginap di sana dan baru berangkat ke Arafah selepas Subuh tanggal 9.
Berangkat ke Mina tanggal 8 ini resmi difasilitasi maktab bagi yang mau, hanya sebelumnya jamaah perlu melapor dulu secara resmi ke kloter lengkap dengan surat pernyataan bermaterai.
– Mendengarkan khutbah Arafah di Masjid Namira pada tengah hari tanggal 9 Zulhijah, lalu sholat jamak takdim qasar zuhur-ashar. Wuquf dilakukan mulai zuhur sampai maghrib.
– Di Muzdalifah pada malam 10 Zulhijah melakukan sholat jamak takhir qasar maghrib-isya. Lalu mabit di sana sampai Subuh, sholat lalu beranjak ke Mina.
– Melempar jumrah di tanggal 10 Zulhijah (hari Nahar) pada waktu afdhalnya: antara Subuh dan Dzuhur
– Tawaf ifadoh pada waktu afdholnya: 10 Zulhijjah, setelah melempar jumroh. Banyak jamaah yang berjalan dari jamarat ke Masjidil Haram.
-Afdhalnya mengambil nafar tsani, yaitu di Mina sampai 13 Zulhijjah. Pemerintah Saudi juga menyarankan yang serupa.
– Melempar jumrah di tanggal 11,12,13 Zulhijjah (hari-hari tasyrik) di waktu afdholnya, yaitu setelah zuhur.
Selama di Mina (tanggal 8, 10-13) sholat dilaksanakan qasar tidak jamak. Jika bisa dilakukan di Masjid Khaif.
Sunnah-sunnah di atas tentu perlu dilaksanakan sebatas kemampuan, jangan dipaksakan. Namun, jangan pula melemah-lemahkan kemampuan.
11. Bagi jemaah yang melakukan haji tamattu, maka wajib membayar denda (dam) seekor kambing.
Penyembelihan kambing dam ini tidak sah jika dilakukan sebelum Hari Nahar 10 Zulhijjah menurut pendapat mayoritas ulama, termasuk mayoritas Imam Mazhab.
Namun Imam Syafii rahimakumullaah termasuk yang berbeda dengan pendapat mayoritas ini.
12. Jangan percaya banyak hoaks yang membuat jamaah untuk takut beraktivitas lebih dari minimal.
Di antaranya, hoaks yang melebih-lebihkan suhu di Saudi, memberikan gambaran mengerikan tentang jamarat, menakut-nakuti tentang perilaku orang negara lain.
Kenyataannya, suhu di Saudi tak selalu panas dan dapat dipantau di beberapa situs atau aplikasi.
Jamarat sekarang empat lantai sehingga tidak menumpuk. Perbedaan kultur antar negara yang kami temui juga tidak seram seperti yang digambarkan.
13. Sebisa mungkin, membantu jemaah yang lain, dengan tidak mengorbankan kualitas ibadah haji sendiri.
Dimulai dari teman-teman seregu; pastikan semua menyempurnakan rukun dan wajib haji.
Jika ada lansia tanpa pendamping, bisa didampingi sholat beberapa kali di masjidil Haram/Nabawi agar tidak hanya di hotel.
Di masjid Nabawi/Haram jangan ragu untuk membantu jemaah dari negara manapun yang butuh bantuan, sebisa mungkin.
Tentunya, dalam membantu ini, jemaah tidak mengambil alih tanggung jawab petugas resmi.
Wallaahu a’lam. Sahabat Muslim, itulah beberapa catatan penting perjalanan haji yang dapat menjadi panduan ibadah haji kamu. Semoga bermanfaat.[ind]