APA harta yang paling berharga? Apa yang sebenarnya yang kamu cari dalam kehidupan ini? Semua pasti akan menjawab kebahagiaanlah yang mereka cari.
Baca Juga: Masih Tetap Bisa Bahagia walaupun bukan Hartawan
Harta yang paling Berharga
Orang banyak mencari kebahagiaan dari semua bentuk harta benda. Rumah yang mewah, kendaraan, hingga perhiasaan. Namun jika kita mau merenung sejenak saja kita akan menemukan bahwa semua itu bukanlah harta yang sesungguhnya karena mereka tidak kita bawa ketika kita mati.
Ilmu agama yang bermanfaat, anak sholeh yang selalu mendoakan ortunya dan sedekah jariyah adalah harta yang sesungguhnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh.” (HR. Muslim)
Sejatinya kita hidup di dunia ini untuk mencari perbekalan untuk menuju kehidupan selanjutnya. Dunia itu hanya persinggahan. Kita tidak akan hidup selamanya di dunia. Kampung akherat lah kehidupan kekal itu.
Fakta jika manusia itu mati tidak bisa kita hindari. Setelah mati, amalan manusia semuanya terputus. Kematian menunjukkan bahwa seorang muslim hendaknya memperbanyak amalan sholeh sebelum ia meninggal dunia.
Meski mengalami kematian, Allah Yang Maha Baik menjadikan tiga amalan yang pahalanya terus mengalir mengisi perbekalan kita. Ketika amalan itu adalah:
1. Sedekah jariyah, seperti membangun masjid, menggali sumur, mencetak buku yang bermanfaat serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan dalam ibadah.
Alangkah baiknya hasil usaha kita, kita investasikan ke hal-hal yang membawa manfaat bagi banyak orang dalam waktu yang lama.
2. Ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu syar’i (ilmu agama) yang ia ajarkan pada orang lain dan mereka terus amalkan, atau ia menulis buku agama yang bermanfaat dan terus dimanfaatkan setelah ia meninggal dunia.
Dalam kitab “Al Khusyuu’ fish shalaah”, Imam Ibnu Rajab Al Hambali berkata, “Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang masuk (dan menetap) ke dalam relung hati (manusia), yang kemudian melahirkan rasa tenang, takut, tunduk, merendahkan dan mengakui kelemahan diri di hadapan Allah Ta’ala”.
3. Anak yang sholeh karena anak sholeh itu hasil dari kerja keras orang tuanya. Islam amat mendorong seseorang untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka dalam hal agama, sehingga nantinya anak tersebut tumbuh menjadi anak sholeh. Lalu anak tersebut menjadi sebab orangtuanya masih mendapatkan pahala meskipun ortunya sudah meninggal dunia.
Dalam bagian ini terdapat isyarat keutamaan menikah, juga terdapat dorongan untuk menikah dan memperbanyak keturunan supaya mendapatkan keturunan sholeh. Dalam memperoleh anak yang sholeh dimulai dari menjadi diri yang sholeh dan mencari pasangan yang juga sholeh.
[Maya/Cms]