KEMULIAAN seorang ulama zuhud bahkan dapat dirasakan dari sisa air minumnya. Seperti air zamzam sisa Sufyan Ats-Tsauri.
Sebagaimana diriwayatkan dari Abdur Rahman bin Abi Ibad Al-Makki, dia berkata, “Seorang syekh yang dijuluki ‘Abu Abdillah’ mendatangi kami.
Dia berkata, ‘Pada waktu sahur, aku pergi ke sumur Zamzam. Di tempat ini aku bertemu dengan seorang syekh yang membiarkan kainnya menutupi wajahnya.
Dia datang ke sumur dan minta diambilkan air. Kemudian aku mengambilkan air untuk syekh tersebut. Aku juga meminum sebagian air itu.
Ternyata, rasa air tersebut seperti belum pernah aku rasakan. Ketika aku menoleh, syekh tersebut telah pergi.
Baca Juga: Manfaat Kandungan Air Zamzam Menurut Al-Quran
Air Zamzam Sisa Sufyan Ats-Tsauri Rasanya Seperti Susu
Kejadian tersebut berulang hingga pada hari ketiga, bahkan rasa sisa air zamzam yang dirasakan seperti susu.
Aku bertanya kepada syekh tersebut, ‘Demi Pemilik Baitullah ini, sebenarnya siapa Anda?’ Dia bertanya, ‘Sanggupkah kamu merahasiakannya?’ Aku menjawab, ‘Ya!’ Dia berkata, ‘Aku Sufyan Ats-Tsauri.’”
Siapakah Sufyan Ats-Tsauri?
Sufyan Ats-Tsauri bernama lengkap Sufyan bin Sa’id bin Masruq bin Habib bin Rafi’ bin Abdillah, dan dipanggil pula dengan sebutan Abu Abdillah Ats-Tsauri.
Dia tercatat sebagai adalah salah seorang tokoh ulama di masanya, imam dalam bidang hadis juga bidang keilmuan lainnya.
Ia terkenal juga sebagai pribadi yang wara’ atau sangat hati-hati, zuhud, ahli fikih dan dinilai setara dengan para imam fikih yang empat: Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hambal.
Sufyan Ats- Tsauri lahir di Kufah pada tahun 96 H atau yang bertepatan dengan tahun 716 M dan wafat di Bashrah pada bulan Sya’ban tahun 161 H bertepatan dengan tahun 778 M.
Sufyan Ats-Tsauri hidup di tengah-tengah keluarga yang kental dengan pendidikan agama. Ayahnya, Sa’id bin Masruq dikenal sebagai ahli hadits Kufah yang terpercaya.
Ibunya, merupakan sosok perempuan yang wara’ dan zuhud, dialah perempuan yang mendorongnya untuk menuntut ilmu.
Dan ayahnya merupakan salah satu guru yang banyak mempengaruhi Sufyan Ats-Tsauri di awal-awal sebelum kemudian ia berguru pada ulama lainnya.
Selain itu semangat belajar Sufyan Ats Tsauri terpicu oleh saudara lelakinya, Umar bin Sa’id yang juga tergolong ahli hadits, termasuk saudarinya, Ummu Ammar, juga tergolong ahli hadis pada masanya.
Selain ayahnya sendiri, ada banyak ulama besar pada masa Sufyan Ats-Tsauri, baik yang berada di Kufah, Bashrah, Hijaz, maupun yang lainnya, yang pada gilirannya menjadi gurunya.
Mereka antara lain: Abi Ishaq As-Sabi’i, Manshur bin Al-Mu’tamir, Habib bin Abi Tsabit, Ashim bin Al-Ahwal, Umar bin Dinar, Ayyub Al-Sakhtiyani, dan lain-lain;
sedangkan ulama-ulama besar yang pernah berguru kepadanya, antara lain: Syu’bah, Yahya bin Sa’id Qaththan, Imam Malik, Al-Auza’i, Ibnul Mubarak, dan Sufyan bin Uyainah.
Hal yang dapat menjadi inspirasi bagi kita adalah bagaimana sang ayah terjun langsung memberikan pendidikan pada anak-anaknya.
Membentuk keluarga muslim dengan pendidikan muslim, semoga kita dapat meneladani dan mengambil pelajaran dari kisah hidup ulama besar Sufyan Ats Sauri. [w/ind/kisahmuslim/wikipedia]