MENGANTUK adalah fitrah manusia, dan menguap sering kali datang tanpa bisa ditahan.
Namun, dalam Islam, bahkan hal sederhana seperti menguap pun memiliki adab yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Ini menunjukkan bahwa ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk kebiasaan kecil sehari-hari.
Lalu, bagaimana seharusnya seorang Muslim bersikap ketika menguap?
Ada beberapa hadits yang menerangkan adab menguap, di antaranya:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
التَّثَاؤُبُ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ الشَّيْطَانُ
Menguap itu dari syetan, jika salah seorang kamu menguap maka tahanlah semampunya, karena jika kamu bersuara “HA” maka syetan tertawa. (HR. Muttafaq ‘Alaih, dari Abu Hurairah).
Dalam hadits lain:
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
اذا تثاءب أحدكم فليمسك بيده على فمه فإن الشيطان يدخل
Jika salah seorang diantara kamu menguap, maka tahanlah mulutnya dengan tangannya, karena syetan bisa masuk ke dalamnya. (HR. Muslim, dari Abu Sa’id Al Khudri).
Hadits menunjukkan beberapa adab:
– Menahan nguap sebisa mungkin, termasuk dikala shalat
– Jika tidak bisa ditahan, maka tutup dengan tangan yaitu kiri bagian punggungnya.
Imam Ibnu ‘Allan Rahimahullah mengatakan tentang menahan nguap dalam shalat:
“Yaitu tahan sejauh kemampuan dia dengan menutup mulutnya, kalau tidak mampu maka dia letakkan tangannya di mulutnya.” (Dalilul Falihin, 6/175).
Imam Al Munawi mengatakan: “Dengan tangan kiri bagian punggungnya.” (Faidhul Qadir, 1/404).
Adab Menguap dalam Islam
Apa makna menguap itu dari syetan?
Beragam penjelasan para ulama, di antaranya Imam Ibnul Baththal dalam Syarh Shahih Bukhari:
إضافة التثاؤب إلى الشيطان بمعنى إضافة الرضا والإرادة , أي : أن الشيطان يحب أن يرى الإنسان متثائباً ، لأنها حالة تتغير فيها صورته فيضحك منه ، لا أن المراد أن الشيطان فعل التثاؤب “.
“Penyandaran sifat menguap kepada syetan maksudnya adalah penyandaran dalam bentuk ridha dan kehendak. Artinya: syetan senang melihat manusia menguap, karena pada saat itu bentuk rupa (manusia) berubah lalu ia (syetan) menertawakannya. Bukan berarti bahwa setanlah yang membuat manusia menguap.” (Syarh Shahih al Bukhari, 9/370).
Sementara Imam An Nawawi mengatakan itu adalah peringatan atas sebab munculnya nguap yaitu banyak makan:
Baca juga: Adab saat Bersin
التحذير من السبب الذي يتولد منه ذلك ، وهو التوسع المأكل
Warning terhadap sebab yang melahirkan hal tersebut, yaitu memperluas (berlebihan) berbagai makanan. (Syarh Shahih Muslim, 18/122).
Ada pun Imam Ibnul ‘Arabi mengaitkan menguap dengan kemalasan, itulah disebut berasal dari syetan:
والتثاؤب من الامتلاء ، وينشأ عنه التكاسل ، وذلك بواسطة الشيطان
Menguap disebabkan kekenyangan, dan itu menghasilkan kemalasan, dan itu diperantarai oleh syetan. (Dikutip oleh Allah Hafizh Ibnu Hajar, Fathul Bari, 10/612).[Sdz]
Sumber: Madrasatuna