ChanelMuslim.com- Tidak semua tentang Covid-19 sangat menakutkan. Menjaga kebersihan, mengatur pola dan asupan makanan, serta ketenangan hati merupakan hal yang justru harus diutamakan daripada takut yang berlebihan.
Wabah Covid-19 memang masih menyimpan seribu satu misteri. Kian hari, para ahli pun memperoleh informasi-informasi baru tentang pandemi yang berasal dari Wuhan, Tiongkok ini. Mulai dari cara penularan, keadaan pasien, cara penyembuhan, dan tak lama lagi, tentang vaksinnya.
Karena itu, ketakutan yang berlebihan terhadap wabah ini tidak akan memberikan manfaat. Justru, akan menambah potensi pukulan lebih berat dari penularannya sendiri. Karena takut berlebihan bisa memunculkan stres yang merupakan sasaran empuk beratnya dampak wabah yang bisa ditimbulkan.
Sejumlah hal yang akhirnya dipahami para ahli tentang wabah ini kian menjadikan dunia bersikap proporsional menyikapi covid. Prinsipnya, wabah penyakit itu harus dilawan, bukan sekadar ditakuti.
Sejumlah informasi yang berkembang tentang covid menjadikan kita mestinya tidak lagi panik apalagi takut. Dan harapan akan adanya solusi harus terus menyala dalam setiap pergantian hari dalam hidup kita.
Hal-hal yang bisa disimak dari temuan para ahli tentang covid mungkin bisa menjadi masukan. Antara lain:
Pertama, orang yang terinfeksi covid bisa sembuh sendiri tanpa perawatan khusus. Hal ini disampaikan dalam website Kementerian Kesehatan RI: kemenkes.go.id. Bahwa, pasien yang positif covid jika tidak mengalami gejala yang berat bisa melakukan isolasi mandiri. Setelah masa isolasi itu selesai, kurang lebih 14 hari, covid bisa sembuh dengan sendirinya.
Apa yang dilakukan selama masa isolasi mandiri itu? Yang paling penting adalah tidak panik, tidak stres, dan hal-hal lain tentang kesehatan hati dan jiwa. Dengan keadaan hati yang nyaman, potensi berkembangnya imunitas tubuh akan lebih besar. Dan sebaliknya, dengan obat sehebat apa pun, jika hati dan jiwa pasien sudah drop, imunitas akan kian sulit muncul apalagi berkembang.
Selain keadaan hati dan jiwa yang nyaman, pola makan dan asupannya pun juga perlu diperhatikan. Tidak perlu makanan yang mahal, yang penting mengandung banyak vitamin, bukan mecin.
Kedua, tentang penularan yang dilakukan oleh orang tanpa gejala atau biasa disebut OTG. Selama ini OTG memang dianggap berpotensi besar bagi pesatnya penularan covid. Padahal, baru dipahami para ahli bahwa penularan oleh OTG dengan yang bukan OTG ternyata berbeda.
Potensi penularan yang dilakukan oleh OTG ternyata lebih kecil dari mereka yang memiliki gejala. Sebuah studi yang dilakukan di RS Zhongnan, Wuhan, menunjukkan pasien asimptomatik virus Corona alias OTG tidak menular seperti mereka yang memiliki gejala. Peneliti mengatakan waktu penularan OTG lebih pendek daripada pasien yang bergejala.
Untuk pasien COVID-19 yang bergejala, virus Corona bisa menular hingga 19 hari setelah terinfeksi. Sementara OTG bisa menyebarkan virus Corona selama 8 hari.
Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Network tersebut melihat tidak ada pasien asimptomatik yang menyebarkan virus Corona setelah 12 hari. Beberapa dari mereka juga hanya menularkan virus hingga hari ketiga.
Ketiga, orang yang sudah sembuh dari Covid-19 umumnya tidak akan terinfeksi lagi. Hal ini karena dalam diri orang itu sudah terbentuk imunitas diri atau kekebalan terhadap virus yang sudah terjangkiti.
Penelitian yang dilakukan WHO menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi Covid-19 akan memperoleh antibodi setelah terinfeksi 7 hari. Meski begitu, pasien yang sudah sembuh harus tetap menjaga protokol kesehatan seperti mencuci tangan dan mengenakan masker.
Memang, sejumlah kasus muncul seperti di Korea dan Hongkong yang menunjukkan bahwa mereka yang sudah sembuh dari covid ternyata bisa kena lagi. Dalam hal ini, pihak WHO menjelaskan bahwa hal itu bukan karena orang itu terjangkit lagi. Melainkan, proses pengeluaran sisa-sisa sel mati dari virus corona dari dalam paru-paru.
Kemungkinan lain, pasien yang sudah sembuh bisa terjangkit lagi karena jenis virus atau varian yang berbeda. Seperti kasus di Hongkong, pasien sembuh dari covid. Setelah bepergian ke Eropa, ia kembali mengalami infeksi covid. Hal inilah yang kemungkin ia tertular oleh jenis covid yang berbeda.
Meski begitu, para ahli di WHO pun masih terus mempelajari kemungkinan lain yang belum mereka pahami tentang Covid-19 ini.
Jadi, jangan terlalu takut dengan Covid-19. Apalagi membuat kita menjadi psikopat terhadap penyakit yang masih baru ini. Seperti takut bekerja, takut beribadah ke masjid, takut silaturahim, dan takut-takut yang lain.
Prinsipnya, penyakit atau masalah apa pun harus dihadapi dan dicarikan solusi. Bukan dijauhi dan terus-menerus ditakuti. Yang penting dari semua ini adalah kewaspadaan dengan menjaga ketenangan hati, kebersihan diri, dan asupan vitamin dan gizi. (Mh)