YUK, berikan banyak bahu pada anak yang ingin bersandar! Berapa banyak anak yang ingin bersandar? Kalau aku di ruangan dan habis kasih makan anak-anak, aku cerita dan tak lama mereka mendekat.
Lalu tak lama, ada saja satu anak yang tak sadar bersandar.
Kadang ceritanya aku pelankan agar dia tidak kaget kalau aku tiba-tiba harus berdiri. Kadang aku panjangkan agar anak itu lebih lama bersandar.
Kadang aku tahu dia malu dan tersemyum malu padaku dan aku pun pura-pura tidak tahu.
Aku ingat, dahulu ada anak yang ibunya meninggal dan bapaknya pergi. Anak itu ikut immersion Australia dua kali. Kalau aku masak, dia ikut bantu memegangi panci.
Padahal panci panas dan untuk menunjukkan aku sayang sama dia, aku memberikan dahulu sedikit makanan yang sudah jadi.
Kemudian baru aku panggil teman-temannya. Lalu kami jalan-jalan dan aku duduk kelelahan. Dia pun duduk di belakangku. Lalu merapat dan tak lama dia sandaran ke bahuku.
Aku diam saja pura-pura asik membaca buku. Aku tahu dia memerlukan kehangatan sandaran ibu. Lalu, anak itu pindah sekolah meneruskan ke tempat lain.
Aku mau bujuk tapi aku malu. Padahal aku ingin agar dia bisa bersama aku lagi.
Baca Juga: Manajemen di JISc adalah Manajemen Ibu
Yuk, Berikan Banyak Bahu pada Anak yang Ingin Bersandar!
Banyak deh anak-anak yang automatically menyandar. Walaupun kita bukan ibunya. Yuk, berikan banyak bahu pada anak yang ingin bersandar!
Kebanyakan mereka tak tahu mau bicara apa tapi mereka ingin menyandarkan mungkin ‘masalah’, kerinduan atau hanya sekadar ingin mendapatkan kehangatan.
Beberapa tahun lalu, ada yang menawarkan aku pakaian atasan dalaman pelangsing. Katanya untuk mengecilkan bahu. Aku belum beli.
Kayaknya kelupaan dan nomor telepon tukang jualannya juga hilang, tapi sekarang aku enggak mau mencari lagi. Biarlah bahu gemukku untuk membuat banyak anak merasa nyaman bersandar.
Aku menunggu anak-anak yang mau mendengarkan cerita sambil bersandar. Dan aku akan menyediakan cerita yang panjang unlimited.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menciumi Al Hasan bin Ali, di hadapan Al Aqra’ bin Habis At Tamimiy yang sedang duduk.
Lalu Al Aqra’ berkata: Sesungguhnya aku memiliki sepuluh anak, dan aku belum pernah menciumi seorang pun. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memandanginya dan bersabda:
“Barang siapa yang tidak menyayangi maka tidak akan disayangi.” (HR. Al Bukhari)
(Catatan Mam Fifi, Oktober 2019)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Mam Fifi P. Jubilea (+62 813‑8943‑1070)
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: