BOARDING Homeschooling. Istilahku sih gitu. Gedungnya hanya dua tingkat ke belakang dan agak ke bawah. Maklum di Puncak berundak-undak.
“Mam, yang daftar banyak banget. Subhanallah.”
Aku; “Lha, memang sudah buka? Nanti saja deh. Kasihan teman-teman manajemen. Istirahat dulu.”
Biasanya aku memakai sistem 6 bulan istirahat dan 6 bulan terima tamu.
Biasanya pendaftaran sekolah tuh bulan Januari tapi ini sejak September sudah ramai dari yang menanyakan SD, TK dan SMP juga, terutama JIGSc dan JIBBS-nya.
Tapi aku enggak mau menjanjikan apa-apa. Sekolahku yang fullday maupun yang boarding beda dengan yang lain. Bukan sok beda tapi aku enggak punya uang untuk membangun gedung besar.
Apalagi membangun sekaligus. Aku mampunya membuat bangunan sekotak-sekotak. Ada murid membangun, enggak ada murid aku diam. Itulah kenapa pembayaran dua kali.
Jadi setengah untuk membeli semen dan batu bata, modal awal sebuah kelas dan setengahnya lagi untuk membeli perlengkapan kelas dan isi boarding seperti tempat tidur, kasur, selimut, AC dan lain-lain.
Dan entah kenapa, Allah juga sih yang menggerakkan Bupati X dan Bupati Y, juga Datin dari Malaysia, dan pengusaha Singapore yang mendaftarkan anak serta cucunya.
Lalu, ah aku enggak mau banyak bicara. Intinya aku enggak punya bangunan besar kayak asrama gitu lho. Konsepku rumah.
Jadi, saranku jangan daftar atau survei kalau mau boarding yang gedungnya besar. Selain aku enggak punya uang, itu juga bukan style aku.
Baca Juga: School Like Home di JIBBS dan JIGSc Boarding School
Boarding Homeschooling
Aku bukan membuat asrama. Aku membuat rumah. Rumah di mana anak-anak dididik dengan cara ibu dan dengan cinta yang disiapkan menjadi mandiri tapi enggak boleh macho.
Muslimah cerdas yang taat, qonitat dan hafidzhat.
Ya, namanya anak sendiri. Jadi kalau salah dimarahin. Kalau benar didiamkan. Kalau istimewa dibanggakan. Kalau pacaran dikeluarkan. Hehe. Sorry.
Tapi walaupun sekolahnya ala rumah dan anak-anak mencuci baju sendiri, masak membuat sup, martabak, spaghetti, roti goreng keju dan lain-lain,
anak-anak tetap belajar Alquran dengan target 10 juz untuk SMP dan SMU 10-30 juz tergantung kemampuan.
Aku juga mengambil kurikulum Inggris. Aku sudah sign agreement sebagai centre maka anak-anak muridku bisa ikut UN-nya orang Bule di Inggris.
Karena ada 2 ujian dengan nama ujian IGCSSE-nya dikirim dari sana. Kalau sudah selesai kita kembalikan via kedutaan. Lalu diperiksa di Inggris dan mendapat sertifikat dari Inggris.
Ya begitu deh. Boarding Homeschooling. Istilahku sih gitu. Enggak pakai mahal ya sebab Inshaa Allah tahun depan (Maret 2020) sudah jadi.
Gedungnya hanya dua tingkat ke belakang dan agak ke bawah. Maklum di Puncak, berundak-undak. Ada satu lapangan basket putri, dapur, laundry dan lain-lain
tapi juga enggak bisa memakai murah, nanti tutup, aku kan swadaya.
Status ini sensitif enggak? Aku pusing memikirkan halal haram daging Brazil. Aku enggak mau beli! Aku mau memelihara ayam, sapi dan soang saja kayak mamaku dulu.
Sekarang baru punya kuda beberapa ekor yang kadang dipakai sama anak boys untuk panahan atau dipakai untuk jalan ke kebun teh.
Oh ya, aku juga ada tanaman; papaya, pisang, kangkung, bayam, mangga, kalau wortel sama labu siam baru mau ditanam. Sorry aku enggak perlu daging Brazil.
Untuk anak boarding, kami punya tetangga yang beternak ayam dan sembelihnya dengan membaca Basmallah. Kalau mau makan sapi, potong sendiri saja minta tolong ustaznya.
Rencanaku kayak gitu. Nanti aku mau membelikan anak-anak ayam dan anak sapi dulu. Nanti aku ceritakan perkembangan mereka ya.
Tapi ayam itu musuhnya musang. Sementara di sebelah tuh, hutan pinus, suka ada musang. Hmm, bagaimana ya.
Beginilah principal JISc yang mikirin Ujian International IGCSE, tahfidz , daurah Biology UN sampai memikirkan anak ayam. Haha.
Selamat bobo teman. Jalarta Islamic Schools. Jakarta Islamic Girls Boarding School adalah Homeschooling Boarding. Pesantren putri impianku. Alhamdulillah terwujud sebelum aku wafat.
Aku juga enggak sabaran menunggu anak gadisku lulus dari Australia dua bulan lagi untuk bergabung. Menunggu muslimah di Australia untuk gabung mengajar. Hehe.
At least, satu semester. Ummu Sabrina dan Flora Juwita M Dewi.
“Apabila seorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim: 1631)
(Catatan Mam Fifi, September 2019)
By; Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA)
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Mam Fifi P. Jubilea (+62 813‑8943‑1070)
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: