Thermal spray coating adalah inovasi yang ditemukan oleh pengajar di ITS, Fahmi Mubarok ST., M.Sc., Ph.D, bersama ahli kimia dan insinyur asal Spanyol, Nuria Espallargas.
Penemuan tersebut dirancang untuk memperpanjang masa pakai komponen-komponen yang digunakan pada berbagai industri dengan cara memberi perlindungan lebih baik dari keausan dan paparan bahan kimia.
Baca Juga: Muslim Life Fair Yogya 2022 Siap Jadi Penggerak UMKM Produk Halal Daerah
Thermal Spray Coating, Inovasi untuk Memperpanjang Usia sebuah Produk
Sebelumnya, para pelaku besar industri tidak berhasil menemukan solusi ini dan para ahli menganggap mustahil dilakukan.
Saat ini, penemuan tersebut tengah menjajaki penggunaan di industri rem untuk mobil, kereta api, truk, sepeda, peralatan industri, bahkan European Space Agency/Badan Antariksa Eropa kini tengah menguji pelapis ini untuk digunakan pada misi luar angkasa ke bulan dan Planet Mars.
Industri mobil diharapkan menjadi yang pertama memanfaatkan penemuan baru ini dan
diaplikasikan pada rem mobil, truk atau kereta api dan manufaktur kaca.
Penemuan ini secara signifikan meningkatkan usia penggunaan dan daya tahan produk industri, sebuah aspek yang penting dalam ekonomi.
Penemuan ini memungkinkan penerapan pelapis keramik yang tidak dapat meleleh.
Berkat penemuannya ini, Fahmi Mubarok dan Nuria Espallargas berhasil dinominasikan bersama untuk memenangkan European Inventor Award 2022.
European Inventor Award adalah salah satu penghargaan inovasi paling bergengsi di Eropa.
Diluncurkan oleh EPO pada tahun 2006 untuk memberikan penghargaan pada individu dan
tim yang berhasil menemukan solusi untuk sejumlah tantangan terbesar di zaman kita.
Ide di balik penemuan ini berakar pada studi doktoral, Nuria Espallargas dalam ilmu material
dan teknik metalurgi.
Nuria tertarik pada fakta bahwa beberapa jenis pelapis keramik, yang digunakan di industri karena kekuatannya, ketahanan suhu dan bobotnya yang ringan, diterapkan dalam ruang hampa namun tidak dengan penyemprotan termal di mana bahan dipanaskan hingga suhu lebih dari 2500° C dan diaplikasikan dengan pistol semprot.
Penyemprotan termal jauh lebih murah daripada menggunakan ruang hampa, dan lebih mampu menjangkau obyek yang lebih luas untuk dilapisi.
Sebelumnya, praktik ini dianggap
mustahil karena keramik lebih cenderung menguap daripada meleleh ketika dipanaskan
dengan suhu tinggi.
Keterbatasan dalam penelitian sebelumnya, serta adanya asumsi ketidakmungkinan ini
memotivasi Espallargas untuk menemukan solusi.
“Pada prinsipnya, material yang tidak memiliki titik leleh, tidak dapat digunakan dalam penyemprotan termal, hal ini membangkitkan keingintahuan saya.
Saya pikir kita perlu mencari tahu bagaimana menyelesaikan ini,” ungkap Espallargas. [Cms]