PROGRAM Antimikroba dalam Masyarakat (AMIS) dilaksanakan dari tahun 2017 hingga 2021 untuk merangsang keterlibatan dengan penelitian sosial yang menyajikan berbagai cara dalam memahami, merespons, dan menyusun isu-isu kesehatan global, termasuk AMR.
Melalui proyek-proyek di Thailand dan Uganda, serta negara-negara lain, mereka mempromosikan dan menghasilkan penelitian interdisipliner berkualitas tinggi untuk solusi inovatif dan berwawasan luas terhadap resistensi antimikroba.
Proyek AMIS adalah contoh penting dari semakin banyaknya penelitian ilmu sosial dalam mengatasi penggunaan antibiotik yang dilakukan di beragam sistem ekonomi, sosial, dan kesehatan di seluruh dunia.
Baca juga: ReACT Asia Pasifik Menjadi Wadah Penting untuk Mengatasi Ancaman AMR
Program Antimikroba dalam Masyarakat (AMIS) untuk Merangsang Keterlibatan Penelitian Sosial
Istilah keterlibatan komunitas mencakup banyak gagasan dan asumsi yang berbeda. Alasan mengapa banyak antropolog cenderung menghindari istilah komunitas adalah karena istilah ini dapat menyiratkan bahwa penduduk di suatu lokasi tertentu bersifat homogen, sehingga menghasilkan logika intervensi yang mendukung tindakan kolektif lokal yang mungkin tidak layak atau tidak tepat.
Keterlibatan masyarakat dapat lebih dari sekedar menanyakan pendapat masyarakat, atau meminta mereka untuk memecahkan masalah, jika pendekatan ini dilengkapi dengan observasi untuk memahami konteks yang lebih luas, asumsi yang masuk akal, dan latar belakang sejarah/politik yang membentuk berbagai kemungkinan.
Retorika seputar AMR untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bisa menjadi lebih strategis dalam hal perubahan yang diharapkan.
Peningkatan kesadaran mungkin merupakan tujuan akhir, namun biasanya ada tindakan yang dimaksudkan, yang bisa lebih jelas bagi AMR, untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan.
Antibiotik bersifat infrastruktur yang memungkinkan perekonomian, masyarakat, dan cara kita hidup. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi penggunaannya berarti menguraikannya, yang akan jauh lebih sulit dibandingkan meminta individu untuk mengurangi konsumsi.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Retorika seputar AMR perlu diubah dari membayangkan perlawanan dapat diselesaikan menjadi mengakui bahwa hal tersebut tidak dapat dihindari dan berupaya untuk mengurangi bebannya yang tampaknya tidak merata bagi kelompok tertentu.
Ketika resistensi meningkat, diperlukan lebih banyak persiapan masyarakat untuk menghadapi masa depan dengan antibiotik yang kurang efektif. [Din]