GANGGUAN mental sering kali menjadi penyebab seseorang memutuskan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Namun di Inggris masalah ini tidak hanya menyerang orang-orang dengan kesehatan mental yang terganggu, kasus bunuh diri juga terjadi pada orang-orang yang mengidap penyakit fisik kronis, seperti kanker, paru-paru, jantung dan lain-lain.
Orang-orang yang menderita kondisi paru-paru kronis dan kanker cenderung berakibat fatal. Dua setengah kali lebih berisiko melakukan bunuh diri daripada mereka yang tidak menderita penyakit tersebut, menurut data di Inggris.
Baca Juga: Kisah Orang yang Gagal Bunuh Diri karena Ketiduran di Masjid
Penyakit Fisik Kronis Meningkatkan Angka Bunuh Diri di Inggris
Dilansir dari Daily Sabah, menurut Office for National Statistics (ONS) di Inggris, satu tahun setelah didiagnosis dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) atau kanker dengan kelangsungan hidup yang rendah, orang memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi karena bunuh diri.
Tingkat bunuh diri untuk pasien tersebut adalah 2,4 kali lebih tinggi daripada tingkat untuk orang dengan karakteristik sosiodemografi serupa yang belum menerima diagnosis.
Oleh karena itu, di sana masyarakat banyak menyerukan dukungan untuk orang-orang yang sekarat dan yang dalam perawatan paliatif serta untuk seluruh orang yang membutuhkan.
Menurut Badan Amal Samaritans, bunuh diri itu memiliki penyebab yang kompleks. Biasanya kombinasi dari faktor individu, komunitas, dan masyarakat yang berinteraksi dengan korban.
Penelitian ONS menemukan bahwa 17.195 orang di Inggris meninggal karena bunuh diri antara Januari 2017 dan Maret 2020, termasuk 455 orang dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), 465 orang dengan kondisi jantung kronis, dan 58 dengan kanker yang bertahan hidup rendah.
Masih menurut ONS, orang-orang yang mengalami kasus bunuh diri ini adalah mereka yang menjalani kondisi medis dan pada akhirnya berakhir dengan kematian dalam waktu yang sangat terbatas.
Dr Vahe Nafilyan, kepala Pusat Pemodelan Kesehatan ONS, mengatakan: “Analisis yang kami terbitkan hari ini membantu lebih memahami masalah kompleks bunuh diri pada pasien yang didiagnosis dengan kondisi kesehatan kronis tertentu.”
Seorang juru bicara Samaritans mengatakan: “Setiap nyawa yang hilang karena bunuh diri adalah tragedi, sementara data menunjukkan bahwa tampaknya ada hubungan antara penyakit parah tertentu dan risiko bunuh diri, masih ada sejumlah besar data yang tidak memberi tahu kami.”
“Didiagnosis dengan penyakit parah adalah salah satu hal tersulit yang akan dialami orang, menciptakan tantangan emosional, fisik, praktis, dan finansial yang besar.”
“Oleh karena itu, penting bagi siapa pun yang hidup dengan penyakit parah, untuk memahami bahwa ia memiliki dukungan,” pungkasnya. [Ln]