ChanelMuslim.com – Disgrafia bukan merupakan kondisi gangguan mental, melainkan terdapat masalah pada fungsi otak, sehingga menyebabkan anak kesulitan menulis. Kondisi ini membuat kegiatan belajar anak menjadi terganggu. Oleh sebab itu, harus dideteksi sedini mungkin dan segera ditangani.
Baca Juga: 7 Gangguan Pencernaan Sering Terjadi pada Anak
Penyebab Disgrafia
Dilansir alodokter.com, terdapat artikel yang ditinjau oleh dr. Kevin Adrian, dituliskan penyebab disgrafia yang muncul di masa kanak-kanak belum diketahui secara pasti.
Namun, kondisi ini diduga terkait dengan adanya masalah pada bagian otak yang berfungsi untuk mengingat kata-kata dalam tulisan menjadi memori, serta menganalisis arti dan cara membacanya.
Anak yang terlahir prematur diketahui lebih berisiko mengalami disgrafia. Selain itu, disgrafia juga bisa muncul bersama dengan gangguan belajar lainnya, seperti disleksia, serta ADHD. Apabila tidak ditangani, kondisi ini bisa terus terbawa hingga anak-anak beranjak remaja dan dewasa.
Sementara itu, disgrafia yang baru terjadi pada orang dewasa umumnya disebabkan oleh gangguan atau penyakit di otak, misalnya stroke, cedera otak, atau demensia.
Kadang kala, disgrafia sering disalahartikan menjadi disleksia. Nyatanya, kedua kondisi ini tidak sama. Penderita disleksia biasanya sulit membaca, tapi masih bisa menulis.
Sementara itu, pasien disgrafia bisa membaca dengan lancar, tapi kesulitan atau bahkan tidak bisa menulis sama sekali.
Anak dengan disgrafia dapat mengalami hambatan dalam proses belajarnya. Mereka juga kerap kali mendapat tuduhan ceroboh atau malas karena memiliki tulisan tangan yang tidak rapi.
Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa cemas, malu, atau takut untuk ke sekolah.
Baca Juga: Mitos dan Fakta Seputar Pertumbuhan Gigi Anak (2)
Cara Perawatan
Oleh sebab itu, sangat penting untuk segera mengatasi hal tersebut. Anak dengan disgrafia perlu mendapatkan perawatan yang tepat dari dokter. Guna mendukung kemampuan anak dengan disgrafia dalam menulis, dokter dapat melakukan terapi okupasi dan latihan keterampilan motorik.
Apabila disgrafia disertai dengan masalah kesehatan lainnya, misalnya ADHD, dokter juga bisa memberikan obat-obatan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Beberapa hal yang bisa diterapkan di rumah, seperti melatih Si Kecil untuk menulis di kertas yang bergaris lebar agar lebih mudah dalam menyelaraskan huruf dan kata. Kemudian, bantu ia untuk menggenggam pensil dan ajarkan cara bagaimana menggunakan pensil yang nyaman.
Selain itu, hindari mengkritik hasil tulisannya, beri pujian ketika Si Kecil berhasil menulis dengan tepat, dan latih Si Kecil untuk menghilangkan stres sebelum menulis, misalnya dengan memintanya untuk menggosok kedua tangan dengan cepat.
Para orang tua juga bisa memberikan Si Kecil bola seukuran tangannya untuk diremas. Hal ini dapat meningkatkan kekuatan dan koordinasi otot tangannya.
Ajak Si Kecil bermain dengan tanah liat untuk memperkuat otot tangannya dan para orang tua perlu bekerja sama dengan guru di sekolah untuk memantau perkembangan menulisnya dan memastikan ia tetap bisa belajar dengan baik.
Sahabat Muslim, itulah penjelasan terkait Disgrafia. Dari penjelasan ini, kita dapat melihat jelas bahwa gangguan menulis yang terjadi pada anak bisa teratasi apabila anak terus dilatih. Namun, hal yang terpenting adalah tetap menjaga kondisi mentalnya agar tidak putus asa terhadap apa yang dialaminya.
Oleh sebab itu, penting bagi orang tua, teman-teman sekitar, dan gurunya untuk mendukung, bukan mencemooh. [Cms]