ChanelMuslim.com – Kenapa harus khawatir saat kamu dibicarakan orang lain? Halah… ngapain juga kamu sewot, sebel, dendam, benci, marah-marah, malah pengen gigit kuping lagi. Nggak ada gunanya. Malah, kalau kamu melakukan apa yang mereka lakukan padamu, lha, apa bedanya kamu dengan mereka, sama saja.
“Asem, bau kencur, berani-beraninya si Bagong opong ngomongin Aku di depan teman kantorku.”
“Sedih, semua orang memfitnahku, menjelekkanku, rasanya hidup ini hambar”
“Maaakk…, mereka selalu ngomongin kejelekanku di belakangku Maaakkk…. tolong Maaakkk… Hiks….hiks….”
“Awas lu ya, Lu buka rahasia gue, gue akan buka rahasia lu, kalau elu jual gue beli, rasakan, pembalasan gue”
Gimana rasanya kalau ada orang yang ngomongin diri kamu, kejelekanmu. Ya sebel, marah, benci, dendam, ya pengen gigit kupingnya kayak Mike Tyson.
Halah… ngapain juga kamu sewot, sebel, dendam, benci, marah-marah, malah pengen gigit kuping lagi. Nggak ada gunanya.
Malah, kalau kamu melakukan apa yang mereka lakukan padamu, lha apa bedanya kamu dengan mereka, sama saja.
Jadi, saat ada orang lain ghibah dan menjelekkanmu, diam dan biarkanlah. Bahkan seharusnya kamu kasihan sama mereka. Kamu pasti heran,
“Lah, kenapa mesti gue yang kasihan, gue yang dijelek-jelekin, gue yang didzolimin, gue yang difitnah, die yang dikasihani, yang bener aja”.
Iya betul, harusnya kamu yang merasa kasihan sama mereka sebab saat kamu dikata-katain keburukanmu, diomongin, itu artinya kamu lagi dihujani pahala sama mereka.
Pahala mereka diambil diberikan ke kamu atau dosamu diambil diberikan sama mereka. Jadi nggak usah kawatir, tenang bae.
Baca Juga: Penjelasan Terkait Ghibah yang Halal
Kenapa Harus Khawatir Dibicarakan Orang Lain
Kalau nanti ada orang menggunjing, ghibah, ngomongin kejelekanmu, menebar kebencian, memfitnah ya ucapkan Alhamdulillah, pahalaku bertambah, dosaku berkurang.
Mereka yang suka ghibah, adu domba, firnah, kelak di akherat akan bangkrut. Sudah capek sholat, puasa, ngaji, sedekah, berbuat baik. Sudah lelah ngumpulkan banyak pahala, eehh lah dalah, pahalanya dikuras.
Nah kalau ia hobi ghosip, ya pahalanya dikuras habis dibagi-bagikan kepada orang yang mereka ghosipin. Pasti bangkrut lah.
Nah, kalau sudah habis nih pahalanya, terus masih banyak orang yang minta keadilan sama Allah, masih banyak orang yang dia dzolimi yang mengadu kepada Allah, lalu gimana, pahalanya sudah habis.
Kalau pahalanya habis, dosanya yang ditambahkan. Dosa orang yang mereka dzolimi akan diambil dan diberikan kepada mereka yang mendzolimi.
Bisa jadi, sudah senang ibadahnya banyak, pahalanya tinggi, bakalan masuk surga nih eh ternyata malah habis dibagi-bagikan kepada orang lain. Sedih nggak, bukan sedih lagi, sangaaaat sedih bangeeeet.
Sedekah yang paling merugikan dan paling menyakitkan adalah sedekah pahala saat di akherat nanti. Parahnya lagi sudah pahalanya habis eh masih menampung dosa dosa orang lain.
Orang lain yang berbuat dosa eh dia yang masuk neraka. Ini mah, sudah jatuh tertimpa durian pula.
Kata Rasul, ini yang namanya orang yang bangkrut, kan kasihan. Makanya kita perlu mengingatkan misalnya kalau kita dalam satu grop whastapp kita bisa share hadist tentang bangkrutnya orang yang suka menggunjing, memfitnah orang, menyakiti orang lain, biar sadar.
Kalaupun nggak sadar-sadar juga, yaudah yang penting kita sebagai muslim sudah mengingatkan. Gitu lho…
“Tahukah kalian siapa muflis (orang yang bangkrut) itu?”
Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai uang maupun harta benda.”
Kemdian Nabi menjelaskan,
“Muflis (orang yang bangkrut) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak).
“Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim dan Ahmad).
Semoga Sahabat Muslim semuanya tidak termasuk dalam golongan orang yang bangkrut ya.[ind]
ditulis oleh: Randy Ariyanto W. dan Dyah Lestyarini. Komunitas Rumah Pintar Aisha. Oktober 2021.