ChanelMuslim.com – Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah, BSc. (Hons), MSc. DIC., Ph.D. memberikan tips menjaga aman, iman, dan imun pada masa pandemi.
Dalam Talkshow Inspiratif 7 tahun Madrasatun Nisa, Dewi menyampaikan bahwa virus corona sudah ada sejak 1960 tapi varian barunya, yaitu yang dikenal dengan covid-19 baru ditemukan pada 2019.
“Sebanyak 60% penyakit yang ditemukan biasanya berasal dari hewan dan kontributor terbesar penularan penyakit, yaitu berasal dari perubahan penggunaan lahan,” ujar Dewi yang juga peraih Women of the Year 2020 versi Her World Magazine itu, Ahad (29/8).
Menurut Dewi, selain perubahan penggunaan lahan, ada 5 faktor yang mempercepat penularan penyakit.
“Faktor penyakit cepat menular, yaitu mobilitas global, bencana non-alami karena manusia, perubahan iklim, bencana alam, dan epidemi penyakit menular,” jelas Dewi di depan sekitar 250 peserta via rapat virtual.
Tak hanya Covid-19, Indonesia memiliki berbagai pekerjaan rumah terkait dengan kesehatan masyarakat, lanjut Dewi.
Sebut saja, Indonesia masih menjadi negara kedua dengan angka TBC tertinggi di dunia dan seperempat anak Indonesia lahir dengan kondisi stunting atau gizi buruk,” tambah peneliti University College London itu.
Baca Juga: Jaga Iman dan Imun dengan Ikhtiar Langit Penolak Bala
Jaga Aman, Iman, dan Imun versi Dewi Nur Aisyah
Dewi menambahkan terkait menjaga kesehatan secara aman, iman, dan imun pada masa pandemi.
“Kami di Satgas Covid-19 biasa menyebutnya dengan istilah Aman, Iman, dan Imun, yaitu cara terhindar dari Covid-19,” ungkap Dewi Nur Aisyah.
Aman, yaitu dengan selalu menerapkan protokol kesehatan: menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker.
“3M ini menjadi cara memutus mata rantai penularan agar terhindar dari Corona,” jelas alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu.
Dewi mengungkapkan, masker medis berbahan kain dua lapis mampu menghindarkan droplet sebesar 45 persen. Sementara, masker medis mampu mengurangi risiko penularan sebesar 70 persen.
“Untuk jaga jarak, idealnya memang 2 meter ya karena mampu melindungi hingga 80 persen, namun jika tidak bisa, 1,5 meter atau 1 meter dibolehkan,” tambah Ibu dari Najwa dan Muadz itu.
PR terbesar Indonesia saat ini, menurut Dewi, adalah mengubah kondisi kedaruratan masyarakat menjadi ketahanan masyarakat.
“Kita harus bergotong royong bagaimana mengubah kondisi kedaruratan menjadi ketahanan masyarakat,” lanjut Dewi.
Sementara itu, terkait dengan iman, cara menjaga kesehatan mental pada masa pandemi yaitu merawat keimanan kepada Allah Subhanahu wa taala.
“Iman itu kita tetap percaya kepada Allah, boleh bertawakkal tapi memaksimalkan menjalankan ikhtiarnya terlebih dahulu yaitu protokol kesehatan dan beribadah dengan menerapkan protokol yang benar,” jelas Dewi.
Terakhir, menjaga imun adalah dengan menjaga asupan makanan.
“Kita lupa tidak jaga makanan kita, mereka yang obesitas mempunyai faktor risiko kematian tinggi. Untuk itu, istirahat yang cukup, jangan stress, dan jangan lupa untuk berolahraga secara teratur,” tutup Dewi.
Madrasatun Nisa lebih dikenal dengan nama MN, berdiri pada tahun 2014. Pada awal perjalanannya, MN membuka Kelas Fiqih dan Kelas Parenting dalam program Kuliah Rutin yang sekarang sudah berjalan sebanyak 11 angkatan.
Sejak 23 Januari 2020, Madrasatun Nisa resmi berbadan hukum di bawah Yayasan Bina Keluarga Cendekia.
Dalam menyemarakkan Milad ke-7 tahun ini, Madrasatun Nisa menyelenggarakan talkshow bertema “Selalu Ada jalan Keluar: Tetap Optimis dan Menginspirasi saat Pandemi”.
Talkshow menghadirkan Pakar di Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Dewi Nur Aisyah sebagai Keynote Speaker dan Wakil Ketua 1 Tim Penggerak PKK Provinsi DKI Jakarta Ellisa Sumarlin, S.E.[ind]