ChanelMuslim.com- Lailatul Qadar adalah malam mulia yang dinantikan setiap umat Islam di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Lailatul Qadar ini dikatakan lebih baik dari pada seribu bulan sebagaimana diterangkan Allah dalam firmannya Al-Quran surat Al-Qadar.
Lalu bagaimanakah tanda-tanda yang benar berkenaan dengan malam yang mulia ini ?
Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar
Mengutip dari ustaz Ahmad Sarwat, Lc., MA dalam bukunya “Jaminan Mendapat Lailatul Qadar” mengatakan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam pernah mengabarkan kita di beberapa sabda beliau tentang tanda-tandanya, yaitu:
Baca Juga: Inti Sari Ramadan adalah 10 Hari Terakhir Ramadan
Udara dan Suasana Pagi yang Tenang
Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam bersabda:
“Lailatul Qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah”
Cahaya Mentari Redup
Ada juga hadits nabi yang menginformasikan ciri malam Qadar adalah bila ada cahaya mentari lemah, cerah tak bersinar kuat keesokannya.
Dasarnya dari hadits Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ تَطْلُعُ يَوْمَئِذٍ لاَ شُعَاعَ لَهَا
“Keesokan hari malam Qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” (HR. Muslim).
Terkadang Terbawa dalam Mimpi
Malam itu terbawa dalam mimpi, seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhum.
Dari sahabat Ibnu Umar radliyallahu’anhuma bahwa beberapa orang dari sahabat Nabi Shallallahu Alaihi wasallam diperlihatkan.
Malam Qadar dalam mimpi (oleh Allah SWT) pada 7 malam terakhir (Ramadhan) kemudian Rasulullah berkata,
”Aku melihat bahwa mimpi kalian (tentang lailatul Qadar) terjadi pada 7 malam terakhir. Maka barang siapa yang mau mencarinya maka carilah pada 7 malam terakhir. (HR Muslim).
Baca Juga: Kapan Sebaiknya Niat Puasa Ramadan Dilakukan?
Bulan Nampak Separuh Bulatan
Ada juga yang menyebutkan bahwa malam itu bulan nampak separuh bulatan, sebagaimana hadits berikut ini :
Abu Hurairah radliyallahuanhu berkata, ”Kami pernah berdiskusi tentang lailatul Qadar di sisi Rasulullah SAW, beliau berkata,
“Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR. Muslim).
Malam Lailatul Qadar Dengan Ciri Tertentu
Ciri yang lain dari malam Qadar adalah malam itu terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan).
Dasarnya adalah hadits Ubadah bin Shamit radhiyallahuanhu berikut ini
إِنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيهَا قَمَرًا سَاطِعًا سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ لاَ بَرْدَ فِيهَا وَلاَ حَرَّ وَلاَ يَحِل لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيهَا حَتَّى تُصْبِحَ وَأَنَّ مِنْ أَمَارَتِهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْل الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَلاَ يَحِل لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ
Malam itu adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadr adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu” (HR. Ahmad).
“Lailatu-Qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. At-Thabrani).
Malam Lailatul Qadar Lezatnya Ibadah
Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa ciri malam Qadar adalah bila orang-orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.
Namun, dari sekian banyak riwayat yang menunjukkan bahwa malam Lailatul Qadar ini mempunyai tanda dan alamat yang bisa diketahui dan dirasakan, tidak berarti bahwa setiap orang dapat mengatahui dan merasakannya.
Seorang muslim yang menghidupkan malam-malam Ramadannya, memungkinkan baginya mendapatkan malam Qadar itu tanpa ia ketahui tanda malam mulia tersebut.
Jadi mengetahui tanda malam Qadar itu bukan sesuatu yang pasti dan dapat dirasakan oleh semua orang yang menghidupkan malam tersebut.
Imam Ath-Thabari mengatakan: “itu (tanda-tanda Lailatul Qadar) tidak mesti, seorang muslim bisa saja mendapatkan malam mulia tersebut dan ia tidak melihat atau mendengar sesuatu dari tanda-tanda itu”.
Sahabat Muslim, di hari terakhir Ramadan terutama di malam-malam ganjil kita disunahkan oleh Rasulullah untuk menyongsong lailatul qadar, yaitu dengan memperbanyak ibadah, itikaf, memperbanyak berdzikir istighfar.[Ind/Wld].