ChanelMuslim.com- Jodoh itu seperti gunung. Kadang terlihat dari kejauhan, kadang tidak. Tergantung cerah tidaknya cuaca. Ada satu yang pasti tentang gunung: ia takkan lari jika dikejar.
Jodoh itu salah satu takdir dan rahasia Allah subhanahu wata’ala. Tak seorang pun tahu siapa jodohnya. Yang bisa dilakukan hanya berikhtiar untuk meraihnya.
Berikut ini tips agar jodoh yang dikejar bisa cepat ketemu. Dan yang lebih penting dari sekadar ketemu adalah limpahan berkah dari anugerah Allah berupa jodoh itu.
Pertama, jaga niat agar tetap ikhlas karena mencari ridha Allah.
Semua yang kita lakukan akan bernilai ibadah atau tidak tergantung pada niatnya. Sayang banget kalau upaya mulia mencari jodoh hanya sekadar aktivitas biasa. Kita sangat berharap mencari jodoh juga bernilai ibadah yang berlimpah pahala.
Niat harus tetap terjaga. Dalam situasi bagaimana pun, niat jangan berubah-ubah seperti kulit bunglon. Semenarik apa pun godaan, dan seberat apa pun ujiannya.
Kedua, istiqamah dalam koridor syariah.
Jika niat melangkahnya ingin mendapat ridha Allah, maka cara meraihnya pun tidak keluar dari apa yang telah gariskan. Yaitu, selalu tetap dalam koridor syariah.
Seperti apa? Antara lain, tetap menjaga adab-adab Islam seperti tidak khalwat atau berdua-duaan, langsung atau dengan media. Jangan juga memanipulasi diri seperti foto yang tidak sesuai dengan aslinya, atau data diri yang tidak jujur.
Selain itu, usahakan mencari jodoh melalui bantuan perantara pihak ketiga yang amanah. Artinya, pihak ketiga ini bagus agamanya, bagus akhlaknya, dan bisa menyimpan rahasia.
Jika itu dilakukan via online, bisa minta bantuan perantara itu untuk melakukan komunikasi dengan calon. Jadi, tidak langsung “face to face” antar dua calon yang akan berjodohan. Hal ini untuk menjaga kebersihan hati.
Tiga, tidak berlama-lama dalam proses pendekatan.
Jika memang masing-masing pihak dirasa sudah saling setuju dengan keadaan masing-masing, jalur offline baiknya segera dilakukan. Tentunya bukan pertemuan dua calon itu saja. Melainkan, pertemuan dua pihak calon, bisa bersama teman atau keluarga.
Sekiranya tidak ada lagi yang perlu ditelusuri lebih jauh karena semua sudah jelas dan menenangkan, tak ada salahnya pertemuan bisa dilakukan dalam bentuk lamaran ke pihak keluarga wanita.
Dari lamaran ini, sudah bisa ditentukan langkah selanjutnya. Misalnya, tentang tanggal pernikahan, mahar, dan teknis lainnya. Sebaiknya, lamaran juga menyertakan pihak keluarga pria agar sekaligus terjalin silaturahim dua keluarga besar.
Empat, jika memang terjadi gagal proses, diputuskan dengan segera.
Ikhtiar selalu memunculkan dua hal: berhasil atau gagal. Jika berhasil, alhamdulillah dan prosesnya bisa dilanjutkan dengan segera. Tapi jika gagal, harus ada ketegasan dari masing-masing pihak.
Hal ini agar tidak terjadi harapan yang menggantung. Terutama dari pihak wanita. Begitu pun jika yang menggagalkan dari pihak wanita. Yang penting dalam proses yang gagal adalah ketegasannya, bukan kejelasan alasannya.
Seperti pesan atau ucapan, “Mohon maaf, kami sekeluarga memutuskan untuk tidak melanjutkan proses ini. Kami harap bisa dimaklumi!” [Mh]