ChanelMuslim.com- Bukan cuma pria yang punya dilema. Wanita juga punya. Meski cenderung pasif, dilema wanita ngeri-ngeri sedap.
Anda wanita? Anda sudah lulus sarjana? Anda sedang berkarir? Kalau gitu, ada kemungkinan Anda lagi dimainkan dilema: antara nikah, karir, dan lainnya.
Dilema pertama soal usia. Kalau usia minimal memang sudah maklum. Tapi, berapa sih usia maksimalnya? Dua lima, dua delapan, tiga puluh, atau tiga puluhan?
Kenapa ini jadi dilema? Sebagian wanita yang sudah lulus sarjana, inginnya karir dulu. Cari duit, cari pengalaman. Mumpung masih muda dan single.
Selain itu, nggak semua wanita berasal dari ortu mapan. Sebagiannya dari ortu yang pas-pasan, malah kurang.
Jadi, ada kepikiran mau nyenangin ortu dulu. Bantu-bantu ngasih biaya buat pendidikan adek-adek. Sambil tentu saja buat nyukupin kebutuhan pribadi.
Kalau lulus sarjana S1 kira-kira usia 23, kan lumayan beberapa tahun buat meniti karir. Syukur-syukur bisa nyambi nerusin ke S2.
Mau nikah usia berapa? Kalau usia 25, menitinya cuma dua tahun. Bisa dapat karir apa dalam waktu dua tahun. Nggak cukup kali ya! Gimana kalau sampai 30?
Rasanya, cukup juga waktu 7 tahun itu buat meniti dan memantapkan karir. Setidaknya, punya pengalaman 7 tahun kerja. Lumayan buat modal lompatan di karir berikutnya.
Tapi, ketuaan nggak sih nikah di usia 30? Bukan cuma ketuaan atau nggak, tapi wanita itu kan pasif: nunggu dan nerima lamaran dari pria.
Pasalnya, pria mana yang mau ngelamar gadis usia 30? Kan yang di bawah itu banyak. Malah yang belum dua puluhan juga banyak yang sudah siap nikah.
Tapi mereka kan nggak punya karir? Atau, karirnya masih belum apa-apa di banding kita? Soal itu, lagi-lagi jadi masalah. Karena umumnya pria tidak milih calon istri lantaran karirnya. Yang penting cantik, muda, shalihah, dan siap nikah.
Atau, punya strategi mau jadi istri kedua? Kayaknya, strategi kayak gitu nggak lazim. Akan banyak masalah. Belum tentu ortu setuju.
Di sini mungkin bedanya pria dan wanita. Kalau pria, di atas 30 nggak masalah. Yang penting mapan dan matang. Kalau wanita? Kalau mapan bisa bikin pria minder. Kalau terlalu matang, bikin pria mundur.
Kedua, nasib adek-adek yang ingin nikah duluan. Kalau jarak antar kakak sama adek dua tahun, berarti ada empat adek yang nunggu kakaknya yang sudah usia 30 tapi belum nikah. Gimana kalau empat adek itu perempuan semua? Apa nggak pusing diduluin empat kali?
Ketiga, soal kesehatan reproduksi. Ada ahli kesehatan yang nyaranin agar kehamilan terjadi di bawah tiga puluhan. Agak beresiko di tiga puluhan apalagi empat puluh. Kalau ini sih relatif. Bisa benar, bisa juga nggak.
Tapi tetap aja, kehamilan di usia muda lebih baik. Soalnya, hamil itu butuh kondisi yang prima. Apalagi melahirkannya.
Ternyata, nggak gampang ngitung-ngitung baik buruk tentang nikah dan karir. Mungkin butuh konsul dengan yang ngerti. Tapi baiknya segera putuskan, jangan terus dimainkan dilema. [Mh]