• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Kamis, 1 Juni, 2023
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Fokus

Di Ujung Puasa Kita

April 15, 2023
in Fokus, Nasihat
Memandang Masa Depan Islam

Ilustrasi, foto: Smithsonian Magazine

68
SHARES
526
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram

PUASA itu menahan nafsu. Puasa itu menahan emosi. Puasa itu melepas kekikiran. Puasa itu meningkatkan level seorang mukmin.

Ada pertanyaan yang mungkin dilontarkan anak-anak kita tentang puasa. Supaya kenapa sih kita berpuasa?

Tentu jawabannya bukan supaya kita tidak kegemukan. Bukan pula supaya kita memiliki fisik yang lebih kuat. Bukan juga supaya beras dan makanan kita menjadi lebih irit.

Tentu bukan itu semua. Allah jelaskan dalam firman-Nya, “La’allakum tattaqun.” Suapaya kalian menjadi hamba-hamba Allah yang bertakwa.

Kalau kita cermati sebagian perjalanan puasa kita, rasanya biasa-biasa saja. Di banding dengan target takwa yang Allah sebutkan, rasanya perolehan target puasa kita masih sangat jauh.

Kita seperti masih sibuk berkutat dengan soal daya tahan tubuh, dengan kesehatan di saat berpuasa, dan soal persiapan Lebaran.

Lalu tentang takwanya di mana? Hampir satu bulan berpuasa, tapi irisannya masih tentang urusan dunia dan duniai lagi.

Di penghujung durasi puasa ini, kita seperti merasa terjebak dalam kerumitan urusan kita sendiri. Tentang pulang kampung, tentang kue Lebaran, tentang busana yang cocok, dan lainnya.

Rasanya, Islam tidak mensyariatkan puasa untuk kerumitan-kerumitan itu. Dan target takwa sulit bisa bertemu dengan urusan pulang kampung, kue, baju, dan lainnya.

Meskipun, semua itu tidak dilarang sebagai penghias romantisme Ramadan dan Idul Fitri. Tapi, esensinya bukan di situ. Dan sayangnya, esesnsi itu kini mulai terserobot dengan hal romantisme tadi.

Kalau kita cermati ayat-ayat tentang puasa Ramadan, ujung puasa Ramadan justru lebih mengkristal pada kemantapan iman, ibadah, dan infak kita.

Dengan kata lain, takwa termanifestasi dalam kedekatan kita kepada Allah yang semakin akhir Ramadan, hubungannya semakin dekat dan mesra.

Di situlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyunnahkan kita dengan program i’tikaf yang isinya mengisolasi diri dari urusan duniawi kepada semata-mata urusan ibadah.

Di penghujung Ramadan, kita menjadi seperti tidak lagi berjarak dengan Allah Yang Maha Kasih dan Sayang. Yang Kasih dan Sayangnya tidak pernah terbilang.

Tak ubahnya seperti fase kehidupan ulat yang menjijikkan mengalami metamorfosis menjadi kupu-kupu yang cantik. I’tikaf bisa dibilang sebagai fase kepompong untuk menumbuhkan organ-organ cantik menjadi kupu-kupu yang indah.

Sepuluh hari terakhir Ramadan ini memang selalu berhadapan dengan seribu satu romantisme tadi. Tentang pulang kampung, tentang kue Lebaran, tentang baju dan aksesoris, dan lainnya.

Kalau tidak bisa semua hari di sepuluh hari itu, kenapa tidak kita ambil sebagiannya. Sebagian jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.

Dan bukan hanya dunia fisik kita yang diisolasi dari urusan dunia, dunia hati jauh lebih penting lagi.

Nikmatilah berada di masjid sebagai tempat paling agung di bumi ini.Insya Allah, di situ kita akan meraih target takwa kita. [Mh]

 

 

Tags: Ramadan Dari Hati
Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC
Previous Post

Destinasi Muslim Terbaik di Asia Tenggara, Indonesia Nomor Dua

Next Post

Kisah Kesalihan dan Kecerdasan Seorang Anak

Next Post
Kisah Kesalihan dan Kecerdasan Seorang Anak

Kisah Kesalihan dan Kecerdasan Seorang Anak

LPM Dompet Dhuafa Meriahkan Ramadan dengan Adakan Pesantren Kilat di Lapas Kelas II A Paledang Bogor

LPM Dompet Dhuafa Meriahkan Ramadan dengan Adakan Pesantren Kilat di Lapas Kelas II A Paledang Bogor

Manusia Hanya Mampu Memiliki, Tapi Ia Tak Mampu Menguasai

Manusia Hanya Mampu Memiliki, Tapi Ia Tak Mampu Menguasai

TERPOPULER

  • shakila premium

    Kenalan sama Bahan Shakila Premium yang Lagi Naik Daun Yuk!

    33242 shares
    Share 13297 Tweet 8311
  • Hukum Membakar Pakaian Bekas

    4874 shares
    Share 1950 Tweet 1219
  • Pengertian Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil, dan Mad Jaiz Munfasil

    1616 shares
    Share 646 Tweet 404
  • Mandi Junub Menggunakan Shower

    2133 shares
    Share 853 Tweet 533
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    1861 shares
    Share 744 Tweet 465
  • 33 Pertanyaan yang Harus Ditanyakan Setiap Gadis Saat Taaruf

    8982 shares
    Share 3593 Tweet 2246
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    2391 shares
    Share 956 Tweet 598
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    2446 shares
    Share 978 Tweet 612
  • Cara Beristighfar untuk Orangtua yang Sudah Meninggal

    2477 shares
    Share 991 Tweet 619
  • Ucapkan Barakallah sebagai Pengganti Selamat

    6945 shares
    Share 2778 Tweet 1736
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga