SRI Rahayu ketua Yayasan Puspaindah memandang bahwa keterbatasan tidak menghalangi seseorang untuk bisa produktif.
Hal itu ia wujudkan dengan mendirikan yayasan dalam upaya meningkatkan kualitas dan partisipasi tunanetra di bidang pendidikan dan lapangan kerja.
Baca Juga : LAZ Al Azhar Berantas Buta Aksara Bagi Penyandang Tunanetra di Cilacap
Sri Rahayu Membuktikan Bahwa Tunanetra Juga Bisa Produktif
Sri atau yang sering disapa eyang Sri ini mengatakan bahwa yayasan ini juga membantu dan mewadahi mereka membentuk bisnis mereka sendiri yang memberi mereka penghasilan yang layak untuk membantu mereka mandiri.
“Di sini sebagai labolatoriumnya, siapa saja boleh datang kesini untuk menimba ilmu dan mengembangkan keterampilannya, dan yang mendampinginya pun mereka adalah tunanetra,” kata Sri Rayahu kepada ChanelMuslim.com di Yayasan Puspaindah pada Jumat, (20/05/2022).
Aktifitas ini sudah ia jalani semenjak tahun 1997 hingga sekarang,
rumahnya tidak pernah sepi dari kunjungan para difabel yang ingin belajar.
Para pembimbing di Yayasan Puspaindah mengajari para tunanetra untuk melihat dari hati, mengubah apa yang dilihat beberapa orang sebagai disabilitas menjadi sesuatu yang menciptakan karya yang bisa bermanfaat.
“Yang bisa mereka andalkan itu hanya rabaan dan perasaannya, tapi untuk keahliannya jangan diragukan lagi,” sambungnya.
Wanita berusia 75 tahun itu mengatakan bahwa mereka menjadi pribadi yang tak kenal putus asa atas pembelajaran dan penguasaan keterampilan yang menurut mereka membutuhkan indera penglihatan dan mata untuk dikuasai.
Banyak dari mereka yang telah menjadi guru, pembisnis dan ada yang berhasil menyelesaikan studi magisternya, lulus dari jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia yang kini menjabat sebagai pegawai negeri di Departemen Agama di Bogor.
Anggota lainnya, Aryani seorang Tunanetra bersama teman-temannya, turut bergabung dengan yayasan Puspaindah dan mulai mempelajari berbagai keterampilan menggunakan tangannya.
Aryani bersama teman-temanya sekarang mampu mendirikan kedai kopi yang tak sepi pengunjung.
Tak hanya itu, Aryani juga menyebarkan keterampilannya dengan mengajarkannya kepada orang lain.
Sementara Tunanetra lainnya telah belajar cara membatik, membuat kerajinan, hingga ada yang sudah bisa membuat makanan ringan yang hasilnya nanti menjadi peluang bisnis bagi mereka.
Aryani telah menganggap Yayasan Puspaindah tersebut sebagai rumah keduanya, ia berharap bisnis kedai kopi yang dikelolanya dapat menjadi skill yang mampu memenuhi kebutuhan mereka.
“Alhamdulillah niat baik dipertemukan dengan orang baik, saya merasa bertemu keluarga baru, eyang tidak hanya memberikan support tapi merangkul kami dengan sepenuh hati,” ungkap Aryani.
Baca Juga : BSI Bersama Yayasan BSMU Luncurkan Program BSI Scholarship
Eyang Sri mengatakan program terdekat tahun ini adalah ingin memberikan ilmu parenting, termasuk tentang hal kesehatan reproduksi.
“Kita sudah punya alat peraganya untuk melatih tunanetra tentang kesehatan reproduksi, karena perempuan yang menikah akan menjadi istri dan laki-laki mereka akan menjadi suami. Jadi mereka harus tahu,” pungkasnya. [wmh]