ChanelMuslim.com – Khairul Fajri Yahya Desainer dan juga anggota Indonesian Fashion Chamber (IFC) Chapter Aceh menceritakan di masa pandemic korona hampir semua sektor bisnis di dunia dan Indonesia mengalami dampak langsung
maupun tidak langsung dari wabah covid-19, termasuk pelaku- pelaku usaha di Provinsi Aceh juga tidak sedikit yang merumahkan karyawannya bahkan ada juga yang harus menutup total bisnisnya.
Begitu juga dengan Ija Kroeng yang merupakan brand lokal memproduksi kain sarung etnik Aceh dan pakaian muslim pria milenial juga merasakan efek dari lockdown yang diberlalukan hampir diseluruh dunia.
"Pada saat awal diberlakukannya jam malam oleh Pemerintah Aceh pertengahan
Maret 2020, workshop Ija Kroeng terpaksa menghentikan aktivitas produksi selama
seminggu karena tenaga kerja tidak diperbolehkan keluar dari kampung tempat
tinggal mereka. Disaat itu pula penjualan mengalami penurunan hampir 99 persen," cerita Khairul terkait dampak Pandemi terhadap bisnisnya pada gelaran Zoom Meeting pada Senin (22/6).
[gambar3]
Setelah ada anjuran dari WHO supaya masyarakat memakai masker kain sebagai
salah satu upaya untuk mencegah penyebaran virus corona, lanjut Khairul permintaan akan
masker kainpun meningkat tajam sehingga mengakibatkan kelangkaan masker dan
harga yang tidak normal dipasar.
"Demand yang besar ini dimanfaatkan oleh masyarakat umum untuk memproduksi
masker kain standar untuk dipakai sendiri maupun dijual. Tidak sedikit pebisnis dari sektor lain seperti kulineri membanting stir mengambil peluang untuk memproduksi masker kain juga," sambungnya.
[gambar2]
Sektor bisnis fashion khususnya yang memproduksi sendiri produknya atau minimal memiliki mesin jahit menurut Fajrul
salah satu sektor bisnis yang paling mampu untuk bertahan karna masih bisa
memproduksi produk- produk yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan team
medis seperti masker dan APD.
"Di Aceh, tidak semua rumah produksi memiliki mesin jahit sekaligus perlengkapan
printing kain. Workshop Ija Kroeng yang memiliki mesin jahit dan peralatan manual
printing mengambil kesempatan ini untuk memproduksi masker berlogo brand ija
kroeng," ungkapnya.
Pada saat itu permintaan masker Ija Kroeng sangat tinggi sehingga Khairul dan tim membatasi perorang bisa membeli 10 pcs.
"Selain menjual langsung masker berlogo brand ija kroeng di media sosial dan di
workshop, strategi masketing lainya ialah dengan memproduksi sample masker
berlogo instansi atau perusahaan seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan
Aceh, Musium Aceh, Aceh Business Club dan lainya yang dianggap memiliki
kemungkinan besar untuk memesan masker dalam jumlah besar untuk dibagikan
kepada masyarakat," sambungnya lagi.
Kemudian foto sample maskernya dipromosikan langsung ke relasi yang ada di
instansi dan perusahaan tersebut.
"Tidak menunggu lama, orderan masker kain berlogo custompun datang sehingga
harus menambah karyawan untuk mempercepat kapasitas produksi," lanjutnya menceritakan.
[gambar1]
Secara tidak langsung, Khairul mengatakan momen ini sangat membantu untuk menyebarkan informasi
tentang brand Ija Kroeng kepada konsumen baru yang selama ini tidak bisa dijangkau,
menjaga eksistensi dan menguatkan posisi brand dimata konsumen.
"Hal ini bisa dilihat dari bertambahnya follower di media sosial yang siknifikan
sehingga berefek kepada penjualan bulanan khususnya selama bulan Ramadhan
terhadap produk utama seperti kain sarung, celana sarung dan baju muslim pria," lanjutnya.
Setelah dimulainya new normal dimana masyarakat sudah bisa beraktifitas seperti
biasa walaupun ada pembatasan pembatasan untuk mencegah kembali penyebaran Covid-19.
"Acara- acara pernikahan di mesjid juga sudah mulai diselenggarakan
kembali dengan salah satu syaratnya ialah semua orang wajib memakai masker.
Ija kroeng melihat ada peluang dan segera berinovasi lagi memproduksi masker kain
bertuliskan nama pasangan pengantin sebagai souvenir, kemudian masker ini akan
dibagikan kepada seluruh orang yang akan datang ke acara pernikahan tersebut," ungkapnya.
Berkat doa dan saling menyemangati sesama team work dan juga organisasi,
alhamdulillah tidak ada karyawan Workshop Ija Kroeng yang di PHK.
"Disetiap ada kesusahan pasti ada peluang peluang baru kalau kita masih berfikir
positif dan selalu berinovasi sehingga dimasa pandemik seperti sekarang ini kita
masih bisa mempertahankan bahkan bisa lebih membesarkan bisnis kita," tutup Khairul bercerita bagaimana Dampak Positif Pandemi bagi Bisnis Fashionnya. [jwt/rilis]