ChanelMuslim.com- Certified Financial Planner Vicko Hadian mengungkapkan bahwa 70 persen orang mempunyai kekhawatiran terhadap masalah keuangan. Hal ini ia ungkapkan dalam acara Webinar Sharia Banking Online Festival 2020 dengan tema “Hidup Berkah Dunia dan Akhirat” pada Kamis (22/10/2020).
Menurut Vicko, sebagai seorang muslim, sebaiknya segala macam aspek kehidupan yang dijalankan sesuai dengan ajaran dan syariat Islam, termasuk cara mengatur persoalan finansialnya agar tercapai kesejahteraan dunia dan akhirat.
“Ketika mendapatkan penghasilan, pertama yang kita lakukan adalah proteksi kekayaan. Jangan lupa dijaga jangan sampai habis. Kedua, akumulasi kekayaan, artinya uang itu kita kembangkan. Ketiga, menjaga kekayaan dengan mengelola, jangan sampai dihabiskan,” kata Vicko.
Hidup itu, kata Vicko, bukan untuk sekarang saja. Masih ada fase-fase hidup berikutnya dan jangan lupa untuk mendistribusikan kekayaan dengan baik.
“Terakhir, pembersihan kekayaan, jangan lupa bersihkan harta kita karena sepenuhnya harta ini bukan milik kita dengan cara bersedekah,” ujar Vicko Hadian yang juga sebagai pengurus FPAI (Financial Planner Association Indonesia).
Menurut Vicko, langkah awal untuk merencanakan keuangan syariah yang baik itu dimulai seperti membangun pondasi rumah terlebih dahulu
“Untuk merencanakan keuangan syariah dengan baik, mulai dengan arus kas dulu. Merencanakan keuangan itu seperti membangun rumah pondasinya dulu, jangan lupa manajemen resiko dana darurat. Selanjutnya, kita akumulasi harta kita kembangkan dengan investasi berbasis Syariah, dengan tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang, dan terakhir adalah pentingnya merencanakan warisan dan sumbangan,” tambah Qualifed CFP Mentor Institute Financial Planning Indonesia itu.
Vicko juga mengatakan bahwa akibat gaya hidup tinggi apalagi di masa pandemi bisa menjadi bokek karena terlalu menghambur-hamburkan uang. Islam memberikan cara bagaimana mengelola keuangan dengan baik, ada di antara prioritas di dalamnya, ada yang dibelanjakan dan direncanakan, dan tidak prioritas di dalamnya termasuk yang ditunda dan ditiadakan.
“Yang masuk prioritas adalah yang dibelanjakan semisal kebutuhan pokok, cicilan utang. Kalau ada utang, harus dibayar agar hidup sejahtera dunia dan akhirat, kemudian dana darurat harus punya, dan sedekah dan zakat. Ada juga yang direncanakan, perencanaan asuransi syariah, mau liburan boleh tetapi keuangannya harus direncanakan, beli rumah, dana pendidikan, dan dana pensiun harus direncanakan,” lanjut Vicko.
Kemudian yang tidak prioritas termasuk yang ditunda dulu dan ditiadakan, misalkan belanja tiba-tiba, investasi tanpa tujuan.
“Berinvestasi bagus tapi harus punya tujuan yang jelas. Kemudian yang ditiadakan adalah liburan dadakan apalagi kondisi seperti ini jagan sampai berutang,”jelas Vicko.
Bicara mengenai arus kas yaitu pondasi awal untuk merencanakan keuangan ini, ada pengaturan mengenai pos-pos standar global yang wajib diaplikasikan dalam kehidupan.
Ada pos sedekah, jika harta sudah mencapai nisabnya, keluarkan 2,5%. Kemudian kehidupan dan gaya hidup maksimal 45%, pos masa depan minimal 10%, pos asuransi syariah minimal 10%, dan pos utang maksimal 35%, dana darurat syaratnya likuiditas tinggi.
“Contohnya di perbankan syariah ini, kalau ada sesuatu yang terjadi, maka kita dapat melakukan dana tersebut dan memenuhi 3-12 bulan dari pengeluaran rutin,” ujar Vicko.
Menurutnya, selain ingin merencanakan keuangan untuk melindungi keluarga atau diri sendiri, penting juga menjaga penghasilan, bukan sekadar ikut-ikutan.
Lantas, manajemen resiko seperti apa yang harus dipersiapkan.
“Pentingnya jaga penghasilan, musibah tidak bisa dihindari jika Allah sudah berkehendak, maka kita tahu income protection penting untuk menghindari financial risk bagi keluarga, terutama ketika pencari nafkah keluarga terkena musibah,” tambahnya.
Vicko memberikan tips untuk memulai menetapkan tujuan keuangan.
“Membuat buku catatan keuangan (Neraca Keuangan), mulai membuat dana darurat, bedakan antara kebutuhan dengan keinginan, mempunyai asuransi syariah untuk membantu sesama, mulai berinvestasi halal, tingkatkan keahlian, dan donasi (sedekah dan wakaf),” tutupnya.
Sharia Banking Online Festival ini merupakan sebuah kegiatan online yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan juga perbankan syariah yang diinisiasi oleh iB marcomm Bank Syariah selama bulan Oktober. Kegiatan ini bertujuan mendukung produktivitas di masa pandemi dan mendorong perkembangan industri keuangan. Kegiatan diselenggarakan sejak 1 Oktober hingga 3 November 2020.[ind/Walidah]