DOA mendapatkan syafaat di hari kiamat telah Ustaz Adi Hidayat jelaskan dalam sebuah kajian. Ustaz mengimbau untuk membiasakan membaca doa tersebut karena berpeluang besar mendapat syafaat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bunyi doanya:
للّٰهُمَّ اغْفِرْ ِأُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Ya Allah mohon ampuni dosa-dosa umatnya Nabi Muhammad Shalallahu’ Alaihi Wa Sallam
اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Ya Allah mohon sayangi umatnya Nabi Muhammad Shalallahu’ Alaihi Wa Sallam
اللّهُمَّ أَصْلِحْ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Ya Allah mohon ampuni perbaiki keburukan-keburukan atau kekurangan-kekurangan umatnya Nabi Muhammad Shalallahu’ Alaihi Wa Sallam
اللّهُمَّ فَرِّجْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Ya Allah mohon bahagiakan umatnya Nabi Muhammad Shalallahu’ Alaihi Wa Sallam
Baca juga: 10 Pelajaran tentang Berteman dari Surat Umar kepada Sahabatnya
Doa Mendapatkan Syafaat di Hari Kiamat
Ustadz Adi Hidayat menerangkan doa tersebut tersambung dengan riwayat cerita dua sahabat di zaman Nabi Muhammad Shallallahu alahi wa sallam.
Di antara dua orang tersebut, satu di antaranya menzalimi kawannya sampai dihisab di hari kiamat, dan salah satunya menuntut di hadapan Allah.
“Yang namanya sahabat itu kan pasti ada masa-masa bertengkar, tapi juga ada masa yang baik-baik untuk dikenang. Sebab itu Ali bin Abi Tholib mengatakan ketika saling menyukai dalam artian berteman baik, yang sewajarnya saja jangan berlebihan,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Makna sewajarnya itu menggunakan standar agama, meliputi saling berbagi dan saling memperhatikan dalam kebaikan. Dilakukan sewajarnya, tidak berlebihan.
Jika berlebihan dikhawatirkan saat ada masalah, untuk kembali berteman memerlukan waktu yang lama.
Apabila tidak suka dengan seseorang juga jangan berlebihan. Tidak yang ada yang tahu jika suatu saat nanti ada satu pertemuan yang ternyata mengikat, proses pengenalan akan berlangsung lama.
Dua orang tersebut bermusuhan sampai menuntut di hari kiamat. Begitu dituntut Allah menampakkan keindahan syurga.
Begitu ditampakkan, satu di antaranya bertanya untuk siapa surga tersebut. Allah pun menjawab dengan menawarkan jika ingin mendapatkan keindahan syurga tersebut, maka maafkan sahabat yang sudah zalim dan gandeng tangannya menuju surga.[Sdz]