ChanelMuslim.com – Pernyataan Sandiaga mengenai tempe setipis ATM, dan seratus ribu dapat apa tiba-tiba menjadi viral. Ada yang menyalahkan ada juga yang membenarkan. Sebetulnya pernyataan Sandiaga itu memang ada benarnya juga. Mungkin karena beliau adalah calon Wakil Presiden Republik Indonesia dari kubu berlawanan sehingga pernyataannya diskreditkan.
Apa yang dinyatakan Sandiaga sesuai fakta di lapangan. Meski pemerintah menyatakan bahwa ekonomi Indonesia masih stabil. Namun, jika kita lihat dari pendapatan masyarakat, justru sebaliknya. Mereka harus mengejar ekonomi yang mengalami peningkatan secara drastis. Maklum saja, ketika nilai dollar Indonesia masih dua ribu perak. Dengan uang tiga ribu saja kita membeli telur sekilo, sekarang harus menyiapkan uang minimal dua puluh ribu.
Pendapatan masyarakat memang naik tetapi tidak terlalu signifikan untuk membayar biaya hidupnya. Kita ambil saja gaji Pegawai Negeri Sipil di tahun 1998, bisa mencapai tujuh ratus ribu rupiah. Sekarang pendapatan tujuh ratus ribu tidak bisa memenuhi biaya hidup sehari-sehari. Meski pemerintah sudah menetapkan upah miminum provinsi tetapi masih ada masyarakat yang dibayar dengan upah pada tahun 1997.
Kondisi ini sangat miris, bagi mereka yang belum punya pendamping. Gaji tujuh ratus ribu hingga sejuta mungkin cukup untuk hidupnya. Berbeda bila sudah menikah dan punya anak. Pastinya uang tersebut tidak cukup untuk membiayai hidup mereka.
Tempe Setipis ATM
Kita mungkin pernah jajan gorengan tempe. Tempe sebelum krisis 1998 belum setipis kartu ATM seperti sekarang. Padat dan berisi. Berbeda dengan sekarang. Tempe dipotong tipis-tipis dan diperbanyak tepungnya agar terlihat berisi. Padahal itu tempe kebanyakan tepung. Tentu saja nilai gizi tempe berkurang. Tahu goreng juga sama, tadinya berisi kol, bawang, dan wortel, kini isinya hanya bawang goreng dan sedikit wortel. Tentu saja, tepungnya diperbanyak.
Adanya tempe setipis ATM karena bahan baku untuk menggoreng tempe mahal. Tadinya penjual gorengan mampu mendapatkan tiga ratus ribu rupiah sehari dengan tempe padat berisi. Dengan kondisi ekonomi yang semakin naik, seperti bahan pokok, uang sekolah, gas dan tentu saja biaya hidupnya. Tempe setipis ATM adalah solusi agar ia tetap hidup dan mampu membiayai anak dan istrinya.Minimal pendapatannya sama saat sebelum harga barang naik.
Jadi adalah hal wajar bagi seorang tokoh mengkritik tempe setipis ATM. Karena sesuai fakta dan kenyataan sekarang. Kritikan ini adalah kritikan yang membangun agar kita meningkatkan bisa menstabilkan harga yang ada di masyarakat. Jika dilihat dari sini, naiknya dollar mencapai angka lima ribu tentu saja akan mempengaruhi ekonomi masyarakat. Nanti kita lihat bukan saja tempe setipis ATM, tetapi ayam goreng yang dipotong kecil-kecil dengan nilai jual sama dengan sepotong ayam goreng sebelum dollar naik seperti sekarang.
Seratus ribu dapat apa
Pendapat masyarakat bermacam-macam seratur ribu dapat apa. Yang paling banyak berkomentar ini pastinya emak-emak yang sering belanja di Pasar. Entah apakah marah dengan pernyataan Sandiaga atau tidak bisa berpikir secara jernih. Pernyataan Sandiaga jika kita pikirkan secara jernih ada benarnya juga. Pastinya dengan meningkatnya nilai dollar di masyarakat pengeluaran juga meningkat. Kita lihat saja di tahun 1998, kita masih bisa membeli telur satu kilogram dengan harga tiga ribu rupiah. Sekarang harus merogoh kocek sampai dua puluh lima ribu.
Badan Pusat Statistik melansir, masyarakat yang pendapatannya mencapai 13 ribu per hari termasuk dalam garis kemiskinan. Tentu saja dengan uang seratus ribu rupiah. Mereka yang memiliki pendapatan 13 ribu rupiah harus berpikir ekstra keras bagaimana membiayai hidup mereka. Membeli sembako pastinya harus milih-milih. Tidak boleh lebih dari lima ribu rupiah. Ya, kalau lebih dari lima ribu pastinya mereka akan kebingungan untuk ongkos bekerja hingga jajan anak.
Pastinya uang seratus ribu bisa membeli berbagai macam bahan pokok makanan. Apakah untuk tiga puluh hari? Tentu saja tidak. Ada yang cukup seratus ribu per hari untuk belanja makanan. Itu belum termasuk membayar uang sekolah, jajan anak-anak, listrik, bayar air, Kebutuhan lain-lain seperti sabun, shampo, pembalut, pampers.
Artinya, uang seratus ribu itu nilainya semakin kecil. Tadinya bisa membeli berbagai macam hal selain sembako hingga biaya listrik dan air. Kini hanya mampu membeli sembako saja. Jadi sampai sini sudah mengerti seratus ribu dapat apa? (Ilham)