ChanelMuslim.com – Ketika si bayi Musa ditemukan oleh istri Firaun, Allah atur agar Musa tidak ingin menyusu melainkan hanya kepada ibunya, mari kita tadabburi kisah ini.
Allah mengatakan:
“dan Kami cegah baginya menyusui dari perempuan lain sebelum itu”
Jadi Allah ‘mengharamkan’ semua ASI bagi Musa, dengan tujuan yang amat indah agar ia bisa kembali ke ibunya. Begitu, kan?
Hmmm, begitulah skenario Allah untuk Musa, Allah memang menahan suatu perkara penting baginya (untuk segera menyusu) dengan tujuan agar ia mendapat susu yang lebih baik, yaitu dari ibunya sendiri.
Hakikatnya, cobaan itu memang seperti itu, Allah tahan atau Allah ambil sesuatu dari kita, karena Allah sudah menyiapkan sesuatu yang lebih baik dari itu.
Syaikh Thanthawi dalam tafsirnya mengenai penggalan ayat ini mengatakan:
Jika Allah mengambil sesuatu darimu apa yang tidak engkau sangka-sangka, maka ketahuilah Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang tidak engkau sangka-sangka pula.
Allahu Akbar!
Baca Juga: Ilham kepada Ibu Nabi Musa (Tafsir Surah Al-Qoshosh ayat 7)
Tadabbur Kisah Bayi Musa dan Ibunya
Untuk itulah, di antara nama Allah adalah Al-Hakim, artinya adalah yang tidak ada sedikitpun kesalahan dan luput dari ketentuannya, karena ialah Al-Hakim, yang Maha Bijaksana dalam ketentuan dan ketetapan-Nya.
Di antara makna yang terkandung dari nama itu adalah ia bisa jadi memang menurunkan cobaan berupa kehilangan atau musibah ataupun cobaan lainnya dari hal-hal yang tidak kita sukai, karena Allah tahu dan ingin dengan itu kita mendapat kebaikan di masa yang akan datang.
Kita pasti pernah merasakannya, kan? Mendapat musibah, atau suatu ketetapan-Nya yang tidak kita sukai, namun ternyata berujung amat baik bagi kita.
Indah, ya? Allah memang begitu.
Lihatlah bagaimana Allah subhanahu wa taala saja memberikan rezeki kepada cacing.
Dalam surat Hud ayat 6:
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي ٱلۡأَرۡضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزۡقُهَا وَيَعۡلَمُ مُسۡتَقَرَّهَا وَمُسۡتَوۡدَعَهَاۚ كُلٌّ فِي كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Hud: 6)
Namun sebelum itu, kita bisa menelisik sedikit pada ayat sebelumnya yaitu ayat 5, Allah menyebutkan
…يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ…
Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan.
Ini menunjukkan bahwa Allah mengetahui segala kondisi hamba-Nya, dan kemudian dipertegas pada ayat 6 bahwa oleh karena pengetahuan-Nya itu, rezeki seluruh makhluk ada di tangan Allah.[ind]
sumber: @udashidiq, 19 November 2017 dengan revisi