ChanelMuslim.com – Selamat, Imam T Teguh Saptono ditetapkan sebagai Direktur Utama BNI Syariah dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2015 pada Kamis, 25 Februari 2016 bertempat di Kantor Pusat BNI Syariah.
Kiprah Imam Teguh Saptono yang lahir di Jakarta tahun 1969 dimulai sebagai Trainee for Management Instructor di PT Garuda Indonesia. Kemudian Imam T Saptono bergabung dengan BNI tahun 1996 di Divisi Perencanaan Strategis (1996) dan menjabat sebagai Senior Asisten Manajer Hubungan Investor Bidang Riset Pasar Modal dan Pengembangan Bank BNI (1996-1998), sempat menjabat sebagai Head of Investor Relations di Bank Permata (2003-2005) serta Vice President of Corporate Secretary Bank Permata (2005-2007).
Kemudian kembali bergabung dengan BNI di tahun 2007 sebagai Wakil Koordinator Non Organic Growth Project. Bergabung dengan Tim Implementasi Pembentukan Bank Umum Syariah tahun 2009 dan diamanahkan menjadi Direktur Risiko dan Kepatuhan BNI Syariah sejak Juni 2010.
Lelaki yang memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1992 dan Magister Manajemen Agri Bisnis dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1994. Ia memperoleh gelar Doktor dalam bidang Manajemen Bisnis di Institut Pendidikan Bogor (IPB) pada tahun 2011 ini, diamanahkan menjadi Direktur Bisnis sejak tahun 2012 hingga akhirnya diamanahkan memimpin langsung PT BNI Syariah menggantikan Dinno Indiano.
Selain menetapkan Imam Teguh Saptono, pada RUPS tersebut juga memutuskan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi berkenaan dengan telah berakhirnya masa jabatan beberapa anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
Adapun susunan Dewan Komisaris dan Direksi dalam siaran pers yang diterima chanelmuslim.com pada Senin (29/2) sebagai berikut :
Dewan Komisaris
Komisaris Utama Fero Poerbonegoro
Komisaris Muhammad Syakir Sula
Komisaris Rizqullah
Komisaris Max Niode
Direksi
Direktur Utama Imam Teguh Saptono
Direktur Operasional Junaidi Hisom
Direktur Bisnis dan Konsumer Kukuh Rahardjo
Direktur Resiko dan Kepatuhan Tribuana Tunggadewi
(jwt)