ChanelMuslim.com- Dalam rangka menyambut hari Ibu, Pimpinan Wilayah Persaudaraan Muslimah (PW Salimah) Nusa Tenggara Timur menggelar Ngobrol Asyik Special Hari Ibu secara daring melalui Zoom Meeting pada Ahad, 13/12 2020, bertajuk Meneladani Ketangguhan Ummahatul Mukminin.
Dalam sambutannya, Wirda H. Kasim, selaku Ketua Salimah NTT memberikan gambaran dan menegaskan visi yang diemban Salimah.
“Sebagai ormas yang peduli perempuan, anak dan keluarga Indonesia, Salimah selalu merasa terpanggil berbagi, termasuk berbagi ilmu. Terkhusus di masa pandemi ini, dimana sebagai muslimah dalam melaksanakan perannya sebagai anak, saudara, istri dan ibu, tentunya ia harus lebih tangguh dibandingkan hari-hari normal sebelumnya. Dan hari ini, kami bersinergi dengan Forum Silaturrahim Majelis Taklim (FOSIMATA) Kota Kupang mengajak peserta belajar bersama meneladani ketangguhan ummahatul mukminin,” jelas Wirda Nur Hamidah, Lc., M.Ag., selaku narasumber.
Ia juga memaparkan bahwa para sahabiyat adalah kisah keteladanan bagi perempuan kontemporer.
“Mereka (para sahabiyat) menjalankan tiga peran penting, yakni: pertama, menjadi daiyah di rumah sebagai ibu yang bertaqwa menjaga anaknya dari api neraka dan menjadi istri yang bertaqwa menjaga suaminya dari api neraka, sebagaimana pelajaran yang dipetik dari kisah Sumayyah dan keluarga Yasir/ Ummu Rumman serta perannya dalam hijrah Rosulullah,” lanjutnya.
Kedua, menjadi hamba yang bertaqwa menjaga dirinya dari api neraka, seperti pada kisah Sahabiyat menjaga suami dan anaknya dari api neraka, termasuk kisah Ibunda Khadijah dan Ummu Anas bin Malik.
[gambar1]
“Dan ketiga, menjadi anggota masyarakat yang bertaqwa yang peduli dengan masyarakat lain dan menyelamatkan anak generasi bangsa dari api neraka, sebagaimana kisah Aisyah, Ummu Haram- Nusaibah, Ummu Salamah, Zainab istri Ibnu Mas’ud dan Hafsah,” papar Nur Hamidah.
Nur Hamidah yang juga Ketua Departemen Dakwah Pimpinan Pusat Salimah menegaskan bahwa seorang perempuan untuk meraih surga Firdaus, tidak cukup dengan kesholihannya di dalam rumah tetapi juga harus mampu menebar manfaat ke masyarakatnya sesuai kemampuan yang dimilikinya.
“Urgensi dan peran kita sebagai muslimah harus kita pahami, kisah hancur atau bangkitnya satu negeri karena wanita dan wanita adalah agen perubahan. Olehnya kita harus senantiasa belajar dari kisah Sahabiyat,” tegasnya.
Acara ini mendapat tanggapan baik dari masyarakat. Peserta tidak hanya berasal dari NTT tetapi peserta juga ada dari Jawa Tengah, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Barat. Peserta dari NTT sendiri, tidah hanya berasal dari Kota Kupang, tetapi ada yang dari Ende, Flores Timur, Labuan Bajo, dan Ngada.
Materi dibawakan oleh narasumber yang luar biasa menjadikan kita betul-betul paham dan termotivasi.
“Terima kasih sudah memberikan kesempatan bersinergi bagi kami, Fosimata Kota Kupang,” ungkap Hj. Nuraini Wahid, Ketua Fosimata Kota Kupang yang juga menyimak materi hingga akhir.
Peserta juga berharap ada kelanjutan acara tersebut. (Mh/Gsn)