MASYARAKAT Muslim Indonesia dikejutkan dengan robohnya kubah Masjid Jakarta Islamic Center, tepatnya terjadi setelah kebakaran di kubah tersebut.
Masjid Raya Jakarta Islamic Centre (JIC) terbakar hebat, Rabu (19/10). Kebakaran terjadi setelah shalat Ashar sekira pukul 15.15 WIB.
Api pertama kali membakar dari sisi barat kubah. Saat itu kubah masjid sedang direnovasi. Pekerja tengah memasang lapisan baru di kubah berwarna hijau itu.
Saat terbakar, angin sedang bertiup kencang sehingga dengan cepat membakar bagian lain. Dalam waktu kurang lebih setengah jam, kubah utama roboh ke lantai dua dan reruntuhannya juga sampai ke lantai satu.
Cepatnya kubah runtuh juga disebabkan adanya 12 buah lampu kipas khas Betawi dengan berat satu ton. [Republika, 20/10]
Innalillahi wa innailaihi roji’un
Penulis buku Journey to the Light, Uttiek M. Panji Astuti, dalam unggahannya di Instagram, (20/10/22) menulis bahwa bangunan berkubah sudah ditemukan pada masa Persia, Greco-Roman, maupun Byzantium.
Namun, kubah pada masa itu sangat besar, berat dan mudah runtuh diguncang gempa.
Baca Juga: Hujan Lebat Rusak Kubah Masjid Berusia 200 Tahun di Ibukota India
Robohnya Kubah Masjid Kami
View this post on Instagram
Arsitektur Islam lah yang menemukan teknologi kubah dengan bermacam bentuk yang indah, konstruksinya lebih ringan dan antigempa.
Salah satu arsitek Islam yang menemukan teknologi pembuatan kubah besar yang seakan bisa didirikan tanpa tiang penyangga adalah Mimar Sinan dari Daulah Utsmani. Teknologi itu dikenal dengan istilah hidden pillar.
Ciri keindahan karyanya adalah ada satu kubah besar di tengah yang dikelilingi kubah-kubah kecil di sekitarnya.
Selain secara estetika tampak indah, karena kalau dilihat dari bawah rangkaian kubah itu menyerupai kelopak bunga, kubah-kubah kecil itu juga berfungsi untuk mengurangi “beban” kubah yang paling besar.
Itu adalah salah satu ide jenius Mimar Sinan yang menggabungkan antara kekuatan dan keindahan dalam sebuah karya arsitektur.
Karena secara keseluruhan, kubah adalah bangunan yang membutuhkan perhitungan matematika dan fisika yang rumit.
Masjid berkubah pertama dalam sejarah Islam dibangun di Baitul Maqdis, Palestina antara 685-691 M oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Daulah Ummayyah.
Dikenal sebagai Masjid Qubbah as-Sakhrah atau Dome of the Rock yang sampai sekarang masih bisa kita saksikan sebagai masjid berkubah warna emas di dalam kompleks Masjidil Aqsha.
Prof. DR. Raghib A-Sirjani, dalam bukunya “Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia” menyebutkan, peradaban Islam telah mencapai kemajuan yang sangat luar biasa dalam membangun kubah-kubah besar.
Mahakarya itu di antaranya, Qubbah as-Sakhrah (Dome of the Rock) di Baitul Maqdis, Palestina; kubah Masjid Astanah di Kairo; kubah bangunan-bangunan indah di Andalusia; hingga Masjid Sultan Ahmed atau Blue Mosque di Istanbul.
Semoga robohnya kubah Masjid JIC bisa segera diperbaiki, sekaligus sebagai pengingat bagi kita untuk senantiasa merawat dan memakmurkan masjid.[ind]