PADA Rabu (22/01), Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Jakarta menginjak pertemuannya yang terakhir.
Perkuliahan Angkatan 14 yang diselenggarakan di Aula Imam Al-Ghazali Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) tersebut diakhiri dengan panyampaian semacam kesimpulan dari materi-materi selama 20 kali pertemuan.
Diberi tema “Dakwah”, pertemuan terakhir tersebut diisi langsung oleh Dr. Akmal Sjafril sebagai Kepala SPI Pusat.
Akmal mengingatkankembali para murid materi ghazwul fikr sebagai penyebab terbentuknya victim mentality yang kerap kali dialami kaum muslimin.
“Seringkali umat menyalahkan musuh-musuh Islam sebagai penyebab berbagai kekalahan yang dialami kaum muslimin. Padahal yang saat ini adalah pertarungan antara haq dan batil, jadi memang harus kuat-kuatan. Dalam memandang dunia dakwah, kita nggak bisa pakai kacamata korban,” tutur Aktivis Indonesia Tanpa JIL tersebut mengawali perkuliahan.
Menyampaikan apa yang Abul Hasan Ali An-Nadwi paparkan dalam salah satu karyanya, Akmal mengingatkan para murid bahwa kemunduran Islam menjadi penyebab terjadinya banyak kerusakan di dunia saat ini.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
“Kerusakan dunia saat ini terjadi karena kemunduran Islam. Bukan orang kafirnya yang kuat, umat Islamnya yang sedang tidak kuat. Padahal, kita diberikan warisan oleh para pendahulu kita untuk menjaga dunia dengan Islam. Saat ini, kekuasaan dunia diambil oleh orang kafir karena kita kehilangan kepantasan untuk menjadi pemimpin,” papar Akmal menegaskan dampak victim mentality yang banyak menjangkiti kaum muslimin.
Dalam memberi respon terhadap realita tersebut, Akmal juga menyadarkan bahwa manusia dengan potensi yang Allah berikan mampu keluar dari belenggu mental kekalahan.
“Hebatnya manusia, walau tidak dibesarkan di lingkungan yang positif, mereka mampu keluar dari lingkaran tersebut. Memperbaiki umat yang paling efektif dimulai dari perbaikan pemikiran. Dalam hal ini, pemikiran kitalah yang pertama kali harus dibenahi. Mulai dari diri sendiri, mulai dari orang terdekat,” tutur lulusan doktoral Ilmu Sejarah Universitas Indonesia tersebut.
Pertemuan Terakhir SPI Jakarta: Virus Victim Mentality Penghambat Perkembangan Dakwah
Baca juga: Perkualiahan ke-19 SPI Jakarta, Mengenal Allah: Kunci Kebahagiaan Hakiki
Kamila Yasmine Kusuma, salah seorang murid SPI 14 menyampaikan pendapatnya mengenai realita victim mentality yang banyak terjadi saat ini.
“Menurut saya, victim mentality memang nggak akan membawa kita kemana pun. Hari-hari hanya dihabiskan untuk menumpahkan personal resentment. Padahal, waktu sebanyak itu bisa dipakai untuk muhasabah, berbenah, dan berproses. Memang ada kalanya kita jadi korban kezaliman seseorang, bertemu sesuatu yang bikin kita harus mengorbankan hal-hal yang sudah susah payah diperjuangkan, atau situasi yang tidak mengenakkan. Tapi sebaiknya kita juga aware, bahwa kita sangat mungkin juga menjadi pelaku kezaliman. Dan bahwasanya kita pun bertanggung jawab atas hal-hal yang Allah bebaskan untuk kita pilih sendiri.” papar pemilik akun instagram grangerzmn tersebut.[Sdz]
Kontributor: Lulu Latifa