ChanelMuslim.com – Sherman Jackson adalah seorang profesor American Studies and Ethnicity di University of Southern California (USC). Profesor yang lahir pada tahun 1956 di Philadelphia ini memiliki pemikiran terkait Islam kulit hitam di Amerika.
Baca Juga: 7 Sahabat Nabi yang Berkulit Hitam
Pemikiran Seorang Profesor, Sherman Jackson tentang Islam Kulit Hitam di Amerika
Sorotan pemikiran Sherman Jackson ini disampaikan oleh Dr. Muhammad Fuad S.S M.A selaku dosen Program Studi Kajian Wilayah Amerika Universitas Indonesia. Dirinya mengatakan bahwa ada masalah cinta segitiga antara Amerika Negro dengan Amerika dan Islam.
“Kalau biasanya kisah cinta berakhir tragis seperti Romeo dan Juliet, tetapi Sherman Jackson berbeda. Ia optimis dan ingin membangun Islam Amerika. Nggak ada tragedi, justru inginnya cinta segitiga ini berhasil,” kata Fuad.
Akan tetapi, dalam kenyataannya, ternyata tidak seperti yang diharapkan oleh Sherman Jackson. Cinta setiga ini justru menimbulkan banyak masalah, bahkan membuat orang kulit hitam Amerika tidak bisa membangun peradaban Islam yang kokoh.
Akhirnya, Islam kulit hitam di Amerika mulai memahami unsur-unsur apa yang ibaratnya bisa dijadikan batu bata untuk membangun Islam kulit hitam di Amerika.
“Pertama, mereka memahami dulu Amerika itu apa. Mereka berpendapat bahwa Amerika adalah satu tatanan politik yang di sana ada negara sekuler yang cenderung menjinakkan agama,” ujar Fuad.
Selain tatanan politik, mereka mendapatkan definisi lain terkait Amerika, yaitu tatanan budaya. Kebudayaan di Amerika dominan sekuler sehingga cenderung meminggirkan agama dan menyulitkan pemeluknya untuk mengamalkan dan mewariskan agamanya kepada anak cucu.
Dari definisi-definisi di atas, terkait pengertian Amerika, bisa dilihat bahwa tantangan yang harus dihadapi Islam kulit hitam di Amerika sangatlah berat.
Melihat kondisi yang seperti itu, Sherman Jackson pun harus memilih elemen mana dari Amerika yang bisa kondusif untuk membantu proyeknya membangun Islam kulit Hitam.
“Hal itulah yang menyebabkan Sherman Jackson membedakan dua visi, yaitu Liberal Pluralis dan Konservatif Nativis,” lanjut Fuad.
Sherman Jackson melihat Liberal Pluralis sebagai tatanan politik dan ekonomi yang orang-orangnya berkegiatan di dua bidang tersebut, sementara Konservatif Nativis dilihat sebagai tatanan yang sama.
Akan tetapi, perbedaannya adalah Amerika dipandang sebagai Melting Pot yang berfungsi sebagai tempat berbagai agama dan kebudayaan yang berbeda-beda yang diharapkan melebur menjadi satu dalam visi kebudayaan Amerika.
Acara seminar daring dengan judul “Islam di Amerika dan Indonesia: Relevansi, Perkembangan, dan Tantangan ke Depan” diadakan oleh Sekolah Kajian Stratejik dan Global Kajian Wilayah Amerika Universitas Indonesia bekerja sama dengan American Studies Society of Indonesia.
Acara ini bertujuan untuk mengetahui situasi Islam di Amerika dan Indonesia dengan melihat fenomena-fenomena yang berkaitan dengan umat Islam. [Cms]