DALAM Muktamar ke-6 Persaudaraan Muslimah (Salimah), Ketua Umum Salimah Ir. Etty Praktiknyowati menegaskan posisi Salimah sebagai ormas yang berfokus pada peningkatan kualitas perempuan Indonesia.
Salimah yang didirikan tahun 2000 menjalankan berbagai program untuk meningkatkan kualitas perempuan Indonesia.
Perempuan yang berkualitas dan berdaya berdampak pada keluarga sebagai tempat perlindungan bagi perempuan dan anak. Mereka akan tumbuh dan berkembang hingga mampu menjadi generasi yang akan mengisi Indonesia Emas 2045.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Salimah, Etty Praktiknyowati, pada pembukaan Muktamar ke-6 Salimah di Jakarta, Jumat (7/2).
Muktamar yang dihadiri oleh perwakilan Salimah dari 37 provinsi dan satu perwakilan luar negeri ini mengangkat tema “Meningkatkan Peran Salimah dalam Mengokohkan Ketahanan Keluarga melalui Program Dakwah, Pendidikan dan Ekonomi”.
Menurut Etty, saat ini Salimah telah berkembang sampai ke akar rumput. Organisasi ini membentuk struktur di tingkat desa/kelurahan melalui program One PC One PRa.
“Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan adalah salah satu amanah yang tertuang dalam ASTA CITA program Presiden Prabowo. Alhamdulillah dengan perjuangan para pengurus Salimah, hingga awal 2025 telah terbentuk 37 PW di tingkat Provinsi, 406 PD di tingkat Kab/Kota, 2.230 PC di tingkat Kecamatan, dan 1.321 PRa di tingkat Desa, serta 1 perwakilan luar negeri di Taiwan. Besarnya struktur berarti semakin luas manfaat yang dirasakan oleh masyarakat hingga pelosok desa,” tutur Etty.
Baca juga: Mengelola Stress dan Kesepian di Usia Senja bersama Sekolah Lansia Salimah Bogor
Muktamar ke-6 Salimah
Ia juga menyebut, dalam perjalanannya, Salimah terlibat aktif menjalin kemitraan dengan berbagai organisasi, baik pemerintah maupun non pemerintah, serta perorangan.
“Dalam Diskusi Penguatan Sinergi dan Kolaborasi dengan Organisasi yang dipimpin oleh Menteri KPPPA baru-baru ini, disampaikan program unggulan Ruang Bersama Indonesia. Salimah yang hadir di acara tersebut mendukung penuh dengan menumbuhkan PRa menjadi ruang kegiatan keluarga Indonesia di bidang pendidikan, sosial, ekonomi, maupun kesehatan secara holistik,” kata Etty.
Salimah juga menjadi mitra MUI dalam melakukan standarisasi da’i. Daiyah Salimah yang telah terstandarisasi sebanyak 44 orang, mengelola 1.970 majelis taklim dengan 44.081 anggota. Dalam memberantas buta huruf al quran, Salimah menjalankan 1.408 Baitul Quran Salimah dengan 16.267 anggota.
“Salimah menjadi mitra BPJPH dalam melakukan sertifikasi halal lebih dari 5000 UMKM. Salimah juga menjadi mitra Kementrian Koperasi dan UKM, mendampingi 124 koperasi. Kemitraan dengan Bank Indonesia dengan mendukung Gerakan Halal Value Chain serta membangun ekosistem ekonomi syariah. Salimah bersama BPOM dan Pegadaian Syariah berupaya melakukan pendampingan keamanan pangan kepada lebih dari 8000 UMKM dan 600 outlet Salimah,” imbuh Etty.
Selain itu, Salimah sebagai Nadzir yang terdaftar di Badan Wakaf Indonesia (BWI) juga mendirikan Lembaga Wakaf Salimah (LWS) dan menggencarkan Gerakan Wakaf Dua ribu (Gardu). Salimah juga bekerjasama dengan Muslimah Swimming Squad (MSS) dalam membina para perempuan yang sedang belajar berenang. Tercatat lebih dari 10.000 anggotanya.
Di bidang pendidikan, Salimah mendirikan Rumah Pendidikan (Rumdik) yang bertujuan untuk mewujudkan SDM unggul yang berkontribusi pada pembangunan peradaban yang berkemajuan. Ada Sekolah Lansia Salimah (Salsa) dengan 7.500 siswa, Sekolah Pranikah Salimah Indonesia (Serasi), dan Sekolah Ibu Salimah Terpadu (Sister).
Dalam bidang sosial dan kemanusiaan, Salimah bermitra dengan Baznas, Baitul Maal Muamalat, Yakesma, dan Rumah Zakat dalam program bantuan usaha untuk orang tua tunggal, keluarga pra sejahtera, anak yatim, guru ngaji, serta bantuan musibah dan bencana. Bersama Adara Relief International melakukan edukasi dan pengumpulan donasi untuk Palestina.
Dengan keberhasilan yang telah dicapai, Etty menyampaikan apresiasi kepada pendiri dan pengurus Salimah, serta para mitra.
Muktamar merupakan rapat tertinggi dengan agenda utama melaporkan pertanggungjawaban satu periode. Muktamar juga akan menetapkan ketua umum baru, AD/ART, GBHO, dan program kerja organisasi untuk mencapai visi lima tahun ke depan.
Ketua panitia, Rahma Fauzia Muna, mengatakan Muktamar kali ini dihadiri oleh 200 peserta.
“Pada Muktamar kali ini, kami mengadakan rangkaian acara, dimulai dengan Talkshow Ramadhan yang menampilkan dr Aisah Dahlan. Pada kesempatan ini juga akan diberikan apresiasi kepada tokoh Perempuan Indonesia dan PW Salimah terbaik. Selain itu juga ada seminar Literasi Investasi Syariah yang bekerjasama dengan Bank Indonesia, serta pelatihan kempemimpinan,” terang Rahma.
Ia berharap, perhelatan lima tahunan ini bermanfaat bagi semua yang terlibat. Sebab, acara yang diselenggarakan oleh PP akan menjadi rujukan bagi pengurus di seluruh Indonesia.[ind]