NAZWA Aliya (19) dikabarkan sakit dan akhirnya meninggal dunia di Kamboja. Sebelumnya, ia bertekad bisa kerja di luar negeri.
Nazwa Aliya sangat berkeinginan bisa bekerja di luar negeri. Gadis lulusan SMK ini bahkan pernah menyampaikan mimpinya itu ke ibunya, Lanniari (53).
“Luar negerinya itu di mana?” seperti itu kira-kira yang ditanyakan ibu berkerudung warga Deli Serdang, Sumut, ini.
“Kamboja!” jawab Nazwa.
Saat itulah sang ibu menolak keras. Ia menjelaskan ke putrinya kalau Kamboja termasuk zona merah Tindak Pidana Perdagangan Orang atau TPPO. Sepertinya, Lanniari tahu benar seluk-beluk kejahatan TPPO di Kamboja.
Trik Nazwa Bisa Kerja ke Luar Negeri
Pada bulan Mei 2025, Nazwa minta izin ibunya untuk wawancara kerja di sebuah bank. Ibunya pun memberikan izin.
Penyampaian izin ini tergolong yang kesekian kalinya. Nazwa pernah minta izin untuk ikut study tour, tapi ditolak Lanniari.
Pada tanggal 28 Mei, Nazwa berangkat dari rumah begitu pagi sekali. Sekitar jam 5.00 pagi. Saat itu, ibunya masih tertidur karena masih kelelahan dan ngantuk.
Rumah dikunci dari luar oleh Nazwa. Ia menyampaikan perihal kunci rumah yang diletakkan di jendela kepada ibunya melalui pesan WA. Pesan itu disampaikan pada siang harinya dan mengatakan kalau wawancara dan pelatihan dilakukan dua hari.
Lanniari tidak merasa curiga. Ia merelakan buah hatinya pergi untuk wawancara kerja.
Sudah Berada di Bangkok, Thailand
Setelah sehari semalam tak ada kabar, Lanniari begitu kaget karena puterinya mengirimkan pesan foto melalui WA. Foto itu menunjukkan wajah putrinya dengan latar belakang kota Bangkok, Thailand.
Pesan yang seperti sambaran halilintar buat Lanniari itu diterima sekitar jam 18.00. Lanniari pun jatuh pingsan.
Ketika sadar, Lanniari menanyakan ke puterinya, “Dengan siapa kamu kesana?”
Dengan telepon langsung tak dijawab. Baru kemudian dijawab melalui pesan WA. Nazwa mengatakan kalau ia pergi bersama teman-teman magang.
Ketika Lanniari mendesak lagi, akhirnya diakui Nazwa kalau ia pergi sendiri. Dan dari Bangkok, perjalanan akan dilanjutkan ke Kamboja.
Tak Ada Kabar Lanjutan
Sejak akhir Mei itu, Lanniari dan keluarga besar di Deli Serdang tak mendapatkan kabar apa-apa dari Nazwa. Keluarga besar juga bingung mau menanyakan kepada siapa.
Akhirnya, mereka melaporkan hal itu ke polsek terdekat. Pihak polsek memberikan jawaban kalau pihaknya tak bisa berbuat apa-apa. Hal ini karena Nazwa sudah di atas umur dan berangkat karena kemauan sendiri.
Kabar Duka Tiba
Pada tanggal 7 Agustus 2025 lalu, Lanniari mendapatkan kabar tentang puterinya dari KBRI di Kamboja. Kabarnya, Nazwa Aliya sedang dirawat di rumah sakit di Kamboja.
Pihak KBRI juga menyampaikan agar tidak Lanniari yang datang kesana. Hal ini karena Nazwa tidak ingin bertemu dengan ibunya itu.
Akhirnya, dengan berbagai upaya, keluarga besar ‘mengutus’ adik Lanniari untuk berangkat ke Kamboja melihat keadaan Nazwa di rumah sakit.
Setelah tiba di rumah sakit Kamboja, adik Lanniari mengabarkan kalau Nazwa sakit parah. Setelah empat hari menjalani perawatan, pada tanggal 12 Agustus, Nazwa dikabarkan meninggal dunia.
Jenazah belum Bisa Dipulangkan
Kabar meninggalnya Nazwa begitu ‘memukul’ hati Lanniari dan keluarga besar. Masalahnya, mereka tak bisa langsung melihat keadaan korban seperti apa.
Begitu pun permintaan pemulangan jenazah. Ternyata, keluarga diminta membiayai pemulangan korban secara mandiri. Biayanya sebesar 8.500 dolar Amerika, atau 130 juta rupiah lebih.
“Darimana saya punya sebesar itu?” ungkap Lanniari kepada awak media ketika ditanyakan rencana pemulangan jenazah.
Lanniari meminta bantuan pihak pemerintah daerah agar bisa membiayai pemulangan jenazah. Hingga berita duka ini disampaikan sejumlah media, rencana pemulangan masih belum ada kepastian.
Mimpi Nazwa Aliya bisa bekerja membantu keluarga dengan iming-iming gaji besar di luar negeri, ternyata berakhir duka yang luar biasa. [Mh]
Sumber: Kompas