Chanelmuslim.com-Beberapa orang tua memakai botol dot saat memberi air susu ibu (ASI) perah atau susu pada bayinya. Sayang, di beberapa kasus si kecil jadi tergantung pada botol dot meskipun sudah memasuki usia balita. Bahkan sampai ada yang tidak bisa tidur jika botol dot terlepas dari mulutnya.
Dikutip dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terlalu lama si kecil menggunakan botol dot ataupun dot tanpa botol (empeng) bisa meningkatkan risiko maloklusi (hubungan rahang atas dan bawah menyimpang dari bentuk standar) dan karies gigi. Apalagi bila penggunaan dot dilakukan sambil tidur di malam hari.
“Penelitian terhadap 150 anak usia 18-36 bulan oleh Peressini (2003) menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kebiasaan minum dot botol sambil tidur dengan timbulnya karies serta kerusakan gigi,” terang dr Ari Yunanto, Sp.A(K), mengutip Buku Indonesia Menyusui dalam artikelnya di situs IDAI.
Meski yang terkena karies dan bermasalah adalah gigi susu, sementara di usia 6-7 tahun biasanya akan mulai berganti dengan gigi dewasa. Namun, jangan disepelekan, karena perkembangan gigi susu akan menentukan pertumbuhan gigi dewasanya.
Meski dot kadang memiliki efek menenangkan bagi bayi, tapi jika sudah berusia satu tahun sebaiknya mulai dijauhkan. Karena bagaimana pun seiring bertambahnya usia, nantinya si kecil tidak akan lagi minum menggunakan dot.
Apalagi jika botol dot berisi cairan manis, tentu akan membuat risiko kerusakan gigi si kecil akan semakin tinggi.
American Academy of Pediatrics merekomendasikan bayi sebaiknya meninggalkan botol dot di usia satu tahun, dan paling lambat 18 bulan. Meski demikian, dalam penelitian bertajuk Early Childhood Longitudinal Study yang melibatkan 6.750 anak yang lahir pada 2001 menunjukkan 22 persen anak masih menggunakan botol dot di usia 24 bulan. Penemuan lainnya, hampir seperempat dari anak-anak tersebut mengalami obesitas di usia 5,5 tahun.
Peneliti menjelaskan penggunaan botol dot berkepanjangan, yaitu masih digunakan di usia 12-14 bulan akan memberi kalori berlebih pada anak sehingga berdampak pada peningkatan berat badan. Ini karena di usia enam bulan anak sudah mulai makan makanan padat. Lalu di usia satu tahun, selain makanan padat pada beberapa anak ditambahkan pula susu.
Jika anak sudah ‘ketergantungan’ botol dot, dia akan lebih banyak menyusu. Asupan kalorinya pun akan lebih banyak. Apalagi jika anak terbiasa menyusu dengan botol dot setiap kali menjelang tidur.
Peneliti juga menyampaikan kekhawatiran lainnya, yakni anak akan kekurangan beberapa nutrisi jika hanya mengandalkan asupan dari menyusu di botol dot saja. Sebab pada beberapa kasus, anak kuat minum susu tapi malas makan. Karena itu dianjurkan untuk memberikan makanan yang lengkap pada anak.
Penulis utama studi yang dipublikasikan di The Journal of Pediatrics, Rachel Gooze, Ph.D mengatakan tidak mudah menjauhkan botol dot dari anak pada usia satu tahun. Namun jika upaya itu dimulai di usia dua tahun, maka akan lebih sulit. Karena itu, sebaiknya perpindahan dari botol dot ke gelas atau cangkir dilakukan secara bertahap berdasarkan kemampuan dan usianya. Apalagi saat ini di pasaran ada botol-botol minum yang membantu transisi dari penggunaan botol dot hingga si kecil mahir menggunakan cangkir atau gelas.
“Mungkin akan lebih membantu jika berpikir berpindah dari menggunakan botol ke cangkir sebagai tonggak perkembangan anak, sebagaimana perkembangan anak dari merangkak ke berjalan. Ini adalah sesuatu yang perlu dirayakan,” kata Gooze.(ind/dethealth)