LEMBAGA Fatwa Mesir atau Dar al-Ifta mendorong kampanye antinarkoba. Sosialisasi itu dilakukan karena meningkatnya penggunaan sabu atau shabo di Mesir.
Dalam sejumlah postingan di media sosial pada (02/03/2023) lalu, dewan penasihat Mesir itu bahkan menyampaikan bahwa pengguna narkoba yang bertobat dijamin mendapat tempat di surga.
Postingan tersebut merupakan upaya meningkatkan kesadaran seputar bahaya penyalahgunaan narkoba.
Bulan Syaban, bulan sebelum Ramadan pada kalender Hijriyah, adalah waktu refleksi dan penebusan dosa, kata Dar Al Iftaa dalam sebuah posting Facebook pada Ahad malam.
Ia mendesak umat Islam untuk menggunakan bulan ini untuk merenungkan apa yang telah mereka lakukan selama setahun terakhir dan meminta pengampunan Tuhan atas kekurangan atau ketidaktaatan apapun.
Dalam posting lain pada Ahad, penasihat memilih nama sabu dan memperingatkan para pengikutnya tentang bahaya sabu.
Di antaranya, membuat penggunanya kehilangan akal dan menyebabkan kerusakan parah pada tubuh dan kondisi psikologis mereka.
“Sabu mengarah pada penghancuran diri sepenuhnya dan membuat orang menempatkan diri mereka dalam situasi berisiko dan berbahaya,” kata Dar al-Ifta, mengingatkan para pengikut bahwa mengkonsumsi sabu adalah ilegal, dilansir dari The National News, Rabu (1/3/2023).
Baca Juga: Peran Penting Mahasiswa Al-Azhar Mesir bagi Bangsa Indonesia
Meningkatnya Pengguna Sabu, Lembaga Fatwa Mesir Dorong Kampanye Antinarkoba
Penggunaan obat yang sangat adiktif telah meningkat selama 10 tahun terakhir ketika pertama kali masuk ke dunia narkoba Mesir, kata seorang pengedar narkoba kepada The National.
Kampanye kesadaran juga dilakukan termasuk memposting dengan ayat-ayat Alquran yang menggarisbawahi pentingnya merawat tubuh dan kesehatan moral seseorang.
Mesir telah menghadapi salah satu krisis ekonomi terburuk yang pernah terjadi selama bertahun-tahun dan mayoritas dari 104 juta penduduknya telah berjuang untuk memenuhi kebutuhan sejak awal 2022 ketika harga hampir setiap barang dan jasa naik dua kali lipat.
Sebuah studi tahun 2018 yang dilakukan oleh Perpustakaan Kedokteran Nasional AS secara meyakinkan menetapkan ada hubungan langsung antara kondisi ekonomi yang buruk dan peningkatan penggunaan narkoba.
Studi tersebut menemukan sekitar 60 persen peserta melaporkan peningkatan yang signifikan dalam penggunaan narkotika selama krisis ekonomi.
Dar Al Iftaa mendesak masyarakat untuk menggunakan hotline kecanduan yang dikelola pemerintah jika mereka membutuhkan bantuan untuk berhenti.
Mereka berjanji semua bantuan akan anonim dan akan mencakup sesi untuk meningkatkan kesehatan mental.[ind]