ChanelMuslim.com – Terinspirasi oleh protes rakyat yang menyapu otokrat Omar al-Bashir dari kekuasaan, seniman grafiti Sudan telah menggunakan dinding di ibukota Khartoum untuk mengekspresikan aspirasi mereka untuk masa depan yang lebih baik di Sudan.
Di mana-mana, mural dan potret dicat di dinding mendokumentasikan protes yang dimulai pada bulan Desember melawan rezim al-Bashir dan akhirnya menyebabkan pemecatannya oleh militer pada bulan April lalu.
Gambar yang mencerminkan slogan revolusi untuk "kebebasan, keadilan dan perdamaian" juga dilukis di dinding sebagai bagian dari kampanye untuk memobilisasi pengunjuk rasa yang menuntut penyerahan kekuasaan kepada pemerintahan sipil.
"Kami menganggap diri kami salah satu penggagas sejati revolusi," ujar Muhanad Khalafallah, seorang seniman grafiti, mengatakan kepada Anadolu Agency.
Dia mengatakan seniman telah melukis sebagian besar dinding di banyak daerah di Khartoum untuk mengekspresikan impian dan aspirasi mereka.
"Seni selalu berkembang selama revolusi," katanya, menambahkan bahwa lukisan mereka membantu menginspirasi dan memobilisasi masyarakat untuk bersatu sampai aspirasi mereka terpenuhi.
"Kebebasan berekspresi adalah masalah yang dapat dijamin dalam pemerintahan yang mewakili revolusi," katanya.
Tiga bulan setelah penggulingan al-Bashir, dewan militer yang berkuasa di Sudan telah menolak tuntutan para pemrotes untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil.
Ketegangan semakin meningkat antara kedua belah pihak setelah militer membubarkan aksi protes besar-besaran di dekat markas tentara di Khartoum, di mana puluhan demonstran tewas.
Khalafallah mengatakan bahwa para seniman telah melukis semua tembok di sekeliling tempat duduk dekat markas tentara.
"Kami telah mengecat sebagian besar tembok sekitar 10 kilometer dan halaman tempat duduk di luar markas tentara di Khartoum," katanya.
"Kami bekerja berhari-hari dan malam untuk menyelesaikan pekerjaan kami selama aksi duduk, tetapi organ keamanan telah menghancurkan pekerjaan kami setelah pembubaran aksi duduk itu," katanya.
"Kami berencana mengubah daerah itu menjadi sebuah pameran besar yang menunjukkan kehebatan revolusi kami, tetapi musuh-musuh revolusi telah dengan sengaja menghancurkan mereka setelah pembubaran aksi," keluhnya.
Musisi Sudan yang terkenal Mohamed Marzoog mengatakan para musisi juga memainkan peran utama dalam menggalang dukungan bagi revolusi Sudan.
"Musik dan lagu adalah suara revolusi," kata Marzoog kepada Anadolu Agency.
"Kami tidak mewakili diri kami sendiri," katanya. "Kami menunjukkan denyut nadi rakyat dan revolusi."
Menurut Marzoog, musisi, artis dan penyanyi telah ditindas di bawah rezim al-Bashir.
"Inilah sebabnya mengapa revolusi telah melihat partisipasi besar dari seniman," tandasnya.[ah/anadolu]