Perjalanan satu keluarga Muslim Kanada ke Disney World di AS telah berubah menjadi mimpi buruk, setelah pihak bea cukai AS memblokir mereka, mengarak mereka di depan umum dan mengirim mereka pulang tanpa dakwaan apapun.
“Anak-anak saya sangat bersemangat, dan mereka menghitung hari untuk melakukan perjalanan ke Disney Land,” ujar Dr Firas Al-Rawi, yang merupakan dokter di Rumah Sakit Umum Toronto dan tinggal di kota Ontario Mississauga, mengatakan kepada Toronto Star.
Masalah dimulai ketika Al-Rawi, keturunan Irak berusia 48 tahun yang bermigrasi ke Kanada bersama keluarganya pada tahun 2006, memesan paket liburan Hari Keluarga di awal Desember sehingga istri dan anak-anaknya bisa bergabung dengannya di sebuah konferensi profesional di Orlando.
Tiba pada tanggal 13 Februari lalu di Bandara Internasional Pearson, sidik jarinya keluarganya diperiksa dan difoto di check-in counter, kata Al-Rawi.
Mereka diminta untuk pergi atas alasan pemeriksaan sekunder dan Al-Rawi ditanyai tentang tujuan kunjungannya, pekerjaan dan perjalanan keluarganya tahun 2014 ke Qatar dan Dubai.
“Kami benar-benar keberatan jika hal itu adalah pemeriksaan acak, mengingat langkah ini merupakan skrining khas dengan apa yang terjadi dengan ISIS. Padahal kami tidak menyembunyikan apa pun,” katanya.
Selain itu, perangkat elektronik keluarga, satu iPhone, dua MacBook dan tiga iPads, disita, dan mereka diperintahkan untuk memberikan password sehingga pejabat beacukai bisa membuka perangkat tersebut.
Setelah pemeriksaan yang panjang, seorang supervisor kepabeanan mengatakan mereka ditolak masuk ke Amerika Serikat dan meminta mereka untuk menandatangani surat-surat yang menyatakan mereka menarik aplikasi mereka untuk masuk ke Amerika.
Al-Rawi menolak hal tersebut dan meminta alasan kenapa mereka ditolak masuk.
“Dia berkata,” Anda tidak akan melakukan perjalanan Anda karena kami memiliki keraguan jika Anda kembali ke Kanada setelah perjalanan,” kata Al-Rawi, yang menghabiskan lebih dari lima tahun bekerja untuk mendapatkan lisensi medis Ontario dan me-restart prakteknya di Kanada.
Al-Rawis menjadi bagian dari 330 atau lebih banyak wisatawan yang ditolak masuk ke Amerika Serikat di bawah UU Imigrasi dan Kewarganegaraan, yang memberikan para pejabat hak untuk menolak pengakuan non-Amerika – termasuk warga negara Kanada.[af/onislam]