SUDAH 78 tahun negeri ini merdeka, tapi jalan panjang memerdekakan ibu pertiwi dari perusakan alam masih jauh di hadapan.
Ketua Komunitas Ayo Less Waste Aisyah mengatakan, negara ini belum sepenuhnya merdeka, contohnya penjajahan masih terjadi di berbagai sektor negeri, salah satunya pada alam bumi pertiwi.
“Peribahasa ‘Gemah Ripah Loh Jinawi’ yang bermakna kondisi masyarakat dan wilayah yang subur makmur rasanya masih jauh dari harapan,” kata Aisyah, Kamis (17/8/2023), di Tangerang.
Sedangkan ‘Toto Tentrem Kerto Raharjo’, lanjut Aisyah, yang bermakna menggambarkan keadaan suatu wilayah yang tertib, tentram, sejahtera, serta berkecukupan segala sesuatunya juga belum tercapai.
Mengutip data Kementerian Keuangan Republik Indonesia, kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia mencapai Rp200 ribu triliun.
Baca juga: Hikmah Kemerdekaan
Jalan Panjang Memerdekakan Ibu Pertiwi dari Perusakan Alam
Indonesia merupakan negara pemilik minyak, batu bara, gas alam, emas, nikel, tembaga dan berbagai komoditas lain yang diminati pasar internasional.
“Namun sayang beribu sayang, perlindungan lingkungan di Indonesia dinilai buruk di dunia, bahkan di kawasan Asia-Pasifik,” tambah Aisyah.
Hal ini tercatat dalam laporan Environmental Performance Index (EPI) 2022. EPI mengukur tingkat kelestarian lingkungan negara menggunakan puluhan indikator yang dapat dikelompokkan menjadi tiga pilar utama.
Tiga pilar tersebut yaitu kesehatan lingkungan, iklim, dan vitalitas ekosistem. Dari segi kesehatan lingkungan, indikatornya dapat dilihat dari kualitas udara, polusi air, kualitas pengolahan air limbah, dll.
Dari segi iklim, antara lain terlihat dari langkah-langkah untuk memitigasi perubahan iklim, emisi gas rumah kaca, dll.
Sementara, dari segi vitalitas ekosistem yaitu kualitas keanekaragaman hayati, keberlanjutan perikanan, pertanian, sumber daya air, dll.
EPI kemudian mengubah data indikator di atas menjadi skor dengan skala dari 0 hingga 100. Semakin tinggi angkanya, maka dianggap semakin baik kelestarian lingkungannya dan sebaliknya.
Hasilnya, Indonesia mendapat skor 28,2 dari 100. Skor ini menempatkan Indonesia pada peringkat 164 dari 180 negara yang disurvei.
Secara regional, Indonesia juga lebih buruk. Indonesia menempati urutan ke-22 dari 25 negara di Asia Pasifik dan ke-8 dari 10 negara ASEAN.
Melihat hal tersebut, jalan perjuangan untuk memerdekakan bumi pertiwi dari berbagai upaya merusak alam masih panjang.
“Kita harus bersatu padu dari berbagai sektor dan lini, untuk bersama memperbaiki kondisi alam negeri ini,” tutup Aisyah.[ind]