ChanelMuslim.com – Kekalahan Hillary Clinton dalam pemilu presiden AS dari rivalnya Donald Trump telah membuat banyak warga AS mengalami stres.
Membersihkan kulkas, melakukan manikur-pedikur dan menjauhi media sosial dianggap menjadi cara yang dapat dilakukan oleh mereka yang kecewa terhadap hasil pemilihan presiden Amerika Serikat.
Kondisi yang kini disebut para psikolog sebagai Election Stress Disorder atau gangguan stres akibat pemilu itu dianggap perlu ditangani dengan baik oleh warga AS.
Efek kemenangan taipan real-estate Donald Trump dalam pilpres AS ini memang terasa berdampak besar kepada warga AS.
Di satu sisi, para pendukung Trump menunjukkannya dengan menggelar perayaan di berbagai tempat, namun di tempat lain pendukung Hillary Clinton menuangkan kecewa dan amarah tak hanya dengan turun ke jalan dan melakukan protes, tetapi juga mengekspresikannya melalui makian di media sosial.
Kolumnis Majalah Psychology Today, Alice Boyes, menulis ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh para pendukung calon presiden yang kalah. Yang pertama adalah dengan melakukan sesuatu hal yang produktif.
Seorang psikolog di New York, Alison Howard, mengatakan beberapa pasiennya telah bersemangat membicarakan isu pilpres selama berbulan-bulan.
Namun, ketika hasil tentang siapa yang memenangkan pilpres diumumkan, pasien-pasien tersebut menunjukkan rasa duka, sedih dan ketakutannya.
“Saya tidak pernah melihat sesuatu yang seperti ini sebelumnya,” kata Howard. Meski begitu dia menilai kondisi seperti itu adalah hal yang alamiah dan bukan masalah kejiwaan dalam ilmu patologi.
Stephen Strosny, psikolog yang membuka praktek di pinggir kota Washington dan mengaku memilih Clinton, mengatakan lonjakan stres terkait pemilu telah terjadi sejak April lalu.
Dia pun menciptakan istilah Election Stress Disorder itu. Strosny mengatakan, gejala gangguan semacam ini dapat terlihat dengan gejala seperti rasa cemas berlebih, sulit berkonsentrasi dan ketakutan yang bercampur kebencian.
Kasus seperti itu, dikatakan Strosny, telah dihadapinya sejak hari buruh, ketika musim kampanye kian intens. Dia bahkan telah menangani empat pertemuan mendadak dengan pasiennya setelah pilpres digelar.
“Saya berani bertaruh, konsumsi alkohol dan pelanggaran mengemudi telah meningkat selama sepekan ini,” ujar Strosny yang menyebut pasiennya berasal dari pendukung Trump dan Clinton.[af/cnn]