BAGAIMANA Rasulullah mengatasi rasa cemas? Bagaimana Rasulullah dituntun Allah untuk mengatasi ketakutan dan kecemasannya?
Motivator parenting dari Rumah Pintar Aisha Randy Ariyanto menjelaskan hal ini sebagai berikut.
Ingatkah saat Rasulullah cemas karena wahyu tidak turun lama sekali. Bahkan Rasulullah merasa Allah sudah meninggalkannya dan tidak mempedulikannya.
Rasulullah merasa begitu takut dan sangat khawatir. Lalu turunlah surat Ad Dhuha ayat 1- 11.
1. Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah),
2. Dan demi malam apabila telah sunyi,
3. Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,
4. dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.
5. Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.
6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu),
7. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,
8. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan
9. Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.
10. Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).
11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).
baca juga: Nasihat Harap-Harap Cemas Fudhail bin Iyadh
Belajar Mengatasi Rasa Cemas dari Rasulullah
Apa yang bisa kita ambil hikmah dari surat Ad Dhuha ini, pertama saat kita khawatir, cemas dengan kondisi kita saat ini, takut akan kondisi kita di masa depan maka yakinlah bahwa selama kita taat kepada Allah, pasti Allah akan memberikan kita yang terbaik.
Saat engkau taat kepada-Nya, Allah tidak akan pernah meninggalkanmu, Allah pasti sayang kepadamu.
Apapun yang terjadi pada diri kita saat ini, kejadian buruk yang tidak kita sukai, yakinlah bahwa kejadian hari ini adalah yang terbaik baik diri kita.
Jadi yang pertama adalah keyakinan bahwa kejadian yang menimpa diri kita, disaat kita taat kepada-Nya maka kejadian itu pasti yang terbaik menurut Allah bagi diri kita.
Kedua, cobalah duduk merenung sejenak, dengarkan kata hati. Apa hikmah yang bisa kita ambil dari kejadian itu.
Pesan apa yang Allah kirimkan kepada diri kita dari musibah yang saat ini sedang kita alami. Semua kejadian itu pasti ada sisi positif dan sisi negatifnya.
Kalau dulu seringkali kita berada pada sisi negatif, mulai saat ini cobalah untuk berada pada sisi positif. Semua takdir Allah itu baik bagi diri kita, masa depan kita dan kehidupan akhirat kita.
Allahlah yang tahu sedangkan diri kita tidak.
Ketiga, untuk melegakan perasaan kita, untuk mendamaikan hati kita maka sibukan diri untuk berbuat baik kepada orang lain, kepada anak yatim, kepada fakir miskin.
Sibukkan diri dengan perbuatan kebaikan. Sesungguhnya kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain akan kembali kepada diri kita.
Keempat, renungkan begitu banyak nikmat Allah yang kita lupa untuk mensyukurinya. Perbanyaklah bersyukur atas apa yang telah Allah berikan.
Rasa syukur itu adalah obat dari perasaan kecewa dan tidak menerima akan takdir-Nya. Jadi saat sedang cemas perbanyaklah membaca surat Ad Dhuha dan pahami, maknai artinya.
Rasakan bahwa Allah tidak meninggalkan kita, Allah selalu bersama kita. Di saat semua pergi menjauhimu tapi tidak dengan Allah yang selalu berada membersamaimu.
Cerita kedua saat Rasulullah cemas ketika perang Badar.
Rasulullah sampai berdoa “Allahumma ya Allah. Kaum Quraisy kini datang dengan segala keangkuhannya, berusaha mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, pertolongan-Mu juga yang Engkau janjikan kepadaku.
Ya Allah, jika pasukan Islam ini binasa, tak lagi ada ibadah kepada-Mu di muka bumi.”
Dari doa itu, Allah menjawab dengan turunnya QS. Al Anfal ayat 9 -10.
“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenan kan-Nya bagimu, ‘Sungguh, Aku (Allah) akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.’
Dan tidaklah Allah menjadikannya melainkan sebagai kabar gembira agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan, kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS al-Anfal: 9-10).
Bahwa saat kita sedang mendapatkan musibah, berdoalah. Tidak ada doa yang tidak diijabah. Saat kita berdoa maka Allah akan memberikan pertolongan-Nya.
Milikilah keyakinan bahwa bersama kesulitan itu ada kemudahan dan yakinlah bahwa pada waktunya nanti kesulitan itu akan berakhir.
Saat kita sedang kawatir, takut, cemas perbanyaklah doa ini.
Allahumma inni a’udzu bika minal Hammi wal hazan, wa a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasal, wa a’udzu bika minal jubni wal bukhl, wa a’udzu bika min ghalabatid dain wa qahrir rijal.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” (HR. Abu Daud).[ind]