Chanelmuslim.com-Menggendong bisa menjadi cara bagi ayah atau ibu membuat bayi merasa nyaman dan aman. Di masyarakat pun kerap dipercaya jika bayi terlalu sering digendong misalnya ia sedang tidur atau tidak menangis tapi tetap digendong, si kecil bisa ‘bau tangan’ sehingga tidak mau diletakkan di kasur. Benarkah hal ini dan apa fakta ilmiah dari ‘bau tangan’?
dr Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya mengatakan ‘bau tangan’ hanya mitos.
“Mitos aja kok itu. Pada intinya, yang namanya anak kecil kan memang inginnya menempel terus terutama pada orang tua atau pengasuhnya, karena memang mencari kenyamanan dan keamanan dari orang yang dikenal,” tuturnya.
dr Meta juga menyoroti anak yang saat bayi mungkin mau digendong siapa saja. Namun, saat usianya makin besar, anak jadi bisa memilih dengan siapa ia mau digendong. Menurut dr Meta, itu adalah fase yang wajar.
Bagi anak usia 7 bulan sampai 3 tahun, mereka bisa mengalami separation anxiety. Dalam kondisi ini, anak merasakan kecemasan berlebih jika berpisah dengan orang tua atau pengasuhnya. Tapi ayah dan bundanya tak perlu khawatir, seiring berjalannya waktu, separation anxiety dikatakan dr Meta akan memudar dengan sendirinya.
Beberapa waktu lalu, psikolog sekaligus pakar stimulasi anak, Dra Mayke S. Tedjasaputra, M.Psi mengungkapkan di usia 9 bulan biasanya anak sudah bisa belajar merangkak. Nah, terlalu sering menggendong anak memang berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan motorik, namun tidak bisa dijadikan satu-satunya alasan.
“Bisa jadi karena terlalu sering digendong, anak jadi tidak exercise, tidak latihan, perkembangan ototnya jadi tidak maksimal atau terhambat, tapi tidak selalu. Jadi bukan penyebab pasti,” ungkap wanita yang akrab disapa Bunda Mayke ini.
Untuk itu, Bunda Mayke menyarankan agar orang tua lebih sering menstimulasi anak untuk mengembangkan kemampuan motoriknya. Misalnya dengan membiarkan anak berada di lantai agar bisa berguling dan belajar merangkak. Tapi, pastikan lingkungan aman dengan menyingkirkan barang yang berbahaya.
“Biarkan anak mengeksplorasi kemampuannya. Kalau ibu terlalu protektif, perkembangan otot anak bisa terhambat,” ujar Bunda Mayke.(ind/dethealth)