Chanelmuslim.com – Seorang muslim meyakini betapa penting dan urgensinya niat bagi seluruh amalan, baik ibadah maupun urusan dunia. Sebab, seluruh amalan tergantung dengan niat. Kuat dan lemahnya amalan seseorang sesuai dengan niatnya; benar dan salahnya amalan seseorang juga tergantung niatnya.
Keyakinan seorang muslim terhadap pentingnya niat untuk seluruh amalan dan kewajiban memperbaiki niat adalah berdasarkan dalil-dalil dari Al-Quran dan As-Sunnah
Dalil Al-Quran
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama…”(Al-Bayyinah:5)
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku diperintahkan agar menyembah Allah dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.” (Az-Zumar:11)
Dalil As-Sunnah
“Segala amalan itu tergantung dengan niatnya dan setiap ornag akan mendapatkan sesuai yang diniatkannya.”
“Sesungguhnya Allah tidak akan melihat rupa dan harta kalian, namun Dia hanya akan melihat hati dan amalan kalian”
Melihat hati berarti melihat niat, karena niat merupakan faktor pendorong untuk beramal.
“Siapa yang berniat melakukan satu kebaikan, tapi tidak jadi melakukannya, maka telah ditulis baginya satu kebaikan.”
Jadi, sekadar memiliki niat yang baik, amalan seseorang yang hanya dalam hati ditetapkan sebagai sebuah kebaikan dan ia mendapatkan pahala serta balasan. Itu semua karenan ketutamaan niat yan baik.
Di dalam sabda Nabi, “Manusia ada empat golongan: seseorang yang telah Allah berikan kepadanya ilmu dan harta, lalu ia mengamalkan ilmunya pada hartanya. Lalu ada orang lain berkata, ‘Seandainya Allah memberikan kepadaku seperti apa yang telah Dia berikan kepadanya, niscaya aku akan berbuat seperti yang ia perbuat.’ Maka, pahala kedua orang ini sama. kemudian seseorang yang telah Allah berikan kepadanya harta, tapi tidak memberikan ilmu kepadanya, sehingga ia pun menghambur-hamburkan hartanya. lalu ada orang lain berkata, ‘Seandainya Allah memberikan kepadaku seperti apa yang Dia berikan kepadanya, maka aku akan berbuat seperti yang ia perbuat.’ Maka, dosa keduanya pun sama.”
jadi, orang yang memiliki niat baik diberi pahala sama dengan pahala amalan yang baik, dan orang yang memiliki niat buruk diberi dosa yang sama dengan dosa amalan yang buruk. Semua ini disebabkan oleh niat itu sendiri. (Bersambung)
Sumber : Pedoman Harian Seorang Muslim, Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairy, Ummul Qura